Selasa, Oktober 15

Jakarta

Menteri Koperasi dan UKM (Menkop UKM) Teten Masduki menyebut Temu sebagai aplikasi yang lebih mengancam UMKM ketimbang TikTok Shop. Apa itu Temu dan dari mana asalnya?

Temu merupakan platform e-commerce asal China yang mirip seperti tempat belanja online lainnya seperti Amazon, Alibaba, Shopee, dan lain-lain. Di sini konsumen bisa menemukan berbagai produk mulai dari pakaian, sepatu, aksesoris, hingga elektronik, peralatan dapur, perlengkapan otomotif, dan masih banyak lagi.

Aplikasi Temu pertama kali diluncurkan di Amerika Serikat pada tahun 2022, dan saat ini layanan mereka sudah tersedia di puluhan negara. Menurut data Statista, aplikasi Temu di-download 30 juta kali dalam sebulan, menjadikannya aplikasi belanja nomor satu di Apple App Store dan Google Play Store.


Temu merupakan aplikasi milik konglomerat China bernama PDD Holdings yang bermarkas di Dublin, Irlandia. PDD Holdings juga memiliki platform e-commerce Pinduoduo yang beroperasi di China.

Satu hal yang membedakan Temu dari platform e-commerce lainnya adalah harganya yang sangat murah. Misalnya, ada tablet Android 10 inch tanpa merek yang dibanderol dengan harga USD 55 atau sekitar Rp 890 ribuan.

Harga barang-barang di Temu bisa sangat murah karena produsen bisa menjual produk langsung ke konsumen. Artinya, barang bisa dikirimkan langsung dari pabrik ke konsumen tanpa harus melewati distributor, afiliator, atau pihak ketiga lainnya.

“Dari ratusan pabrik dia langsung masuk ke konsumen, jadi akan ada berapa banyak lapangan kerja di distribusi akan hilang. Nggak ada lagi itu namanya reseller, afiliator, nggak ada lagi, bahkan produknya akan sangat murah karena diproduksi massal, pabrikan, dengan menghadapi UMKM yang diproduksi kecil-kecilnya. Dan tanpa dukungan supply chain seperti industri lain,” ujar Teten seperti dikutip dari detikFinance, Senin (10/6/2024).

Sejumlah produsen perangkat elektronik seperti Xiaomi dan Lenovo juga memiliki lapak resmi di Temu. Toko resmi ini biasanya memiliki centang biru di profilnya sebagai tanda keasliannya.

Tapi kehadiran Temu di beberapa negara terbilang kontroversial. Pemerintah Amerika Serikat pernah menuduh Temu sebagai aplikasi berisiko setelah Google menangguhkan aplikasi Pinduoduo karena berisi malware.

Selain itu, media sosial juga diramaikan dengan beragam keluhan dari pengguna Temu. Misalnya, ada yang mengeluhkan produk yang dibeli dari Temu baru sampai berminggu-minggu hingga berbulan-bulan setelah dipesan, atau bahkan tidak datang sama sekali.

Karena harganya yang sangat murah, sejumlah pengguna mengaku menerima produk dengan kualitas yang seadanya. Temu tidak memiliki akreditasi dari Better Business Bureau (BBB) di Amerika Serikat dan memiliki rating rata-rata 2,5 dari bintang lima.

Simak Video “TikTok Shop Harus Penuhi Syarat Menkop UKM Kalau Mau Buka Lagi di RI
[Gambas:Video 20detik]

(vmp/fay)

Membagikan
Exit mobile version