Sabtu, Oktober 12


Jakarta

‘Dari Sabang sampai Merauke, dari Miangas sampai Pulau Rote’. Frasa itu pasti sangat melekat karena sudah seperti pengetahuan umum batas terluar Indonesia.

Padahal, jika dilihat di peta, masih terdapat pulau paling luar setelah Pulau Rote, yakni Pulau Ndana, pulau yang hanya ditempati oleh para anggota TNI. detikcom pernah melewati pulau ini menggunakan helikopter.

Saat bulan kemarau, Pulau Rote terlihat begitu gersang dengan hanya terdapat pohon lontar di sepanjang mata melihat ke bawah. Suhu dan iklimnya sangat identik dengan pulau-pulau Indonesia timur lain atau seperti yang traveler rasakan saat berkunjung ke Labuan Bajo dan sekitarnya.


Pulau Rote kini sedang naik daun karena film Women From Rote Island. Film itu membahas tentang perjuangan kaum perempuan yang tidak mendapat tempat terbaik dalam adat dengan sistem patriarkinya.

Film yang akan menjadi wakil Indonesia dalam Oscar 2025 itu menjabarkan dalam visual bahwa banyak perempuan di sana merasa khawatir dan takut. Sebab, aksi pelecehan dan kekerasan seksual bisa terjadi kapan dan di mana saja.

Batu Termanu (Abdul Haris/detikcom)

Film Woman From Rote Island garapan Jeremias Nyangoen iini menggambarkan tentang kekerasan dan pelecehan terhadap perempuan. Ada keluarga yang baru ditinggal suami harus menghadapi kekerasan dan pelecehan namun dinormalisasi masyarakatnya.

Tak hanya adegan yang menguras emosi karena hal di atas, film ini juga turut menampilkan keindahan Pulau Rote yang alamnya masih asri dan indah.

Beberapa budaya milik Nusa Tenggara Timur pun turut dilibatkan seperti larangan keluar rumah bagi perempuan yang baru saja ditinggal suaminya karena meninggal dunia, sampai upacara adat lainnya.

Ada juga adat istiadat berupa meminta maaf kepada orang tua yang sudah meninggal. Jika melakukan kesalahan yang fatal, maka mereka diwajibkan untuk meminta maaf langsung kepada tulang belulang milik mendiang orang tua yang sudah meninggal.

Berikut destinasi wisata top di Pulau Rote menyitir situs web Kabupaten Rote Ndao:

Batu Termanu (Afif Farhan/detikcom)

1. Batu Termanu

Batu Termanu terletak di Nusak Termanu, Kecamatan Rote Tengah. Batu ini terdiri dari dua batu yaitu Batu Hun dan Su’a Lain. Keduanya juga disebut Batu Mbadar atau Batu Bapa la. Kini Batu Termanu menjadi objek pariwisata di Pulau Rote.

Menurut legenda Batu Hun adalah laki-laki, sedangkan Su’a Lain adalah wanita. Batu Hun terletak di sebelah barat, sedangkan Su’a Lain di sebelah timur, keduanya berdekatan dan merupakan sepasang suami isteri.

Kedua batu tersebut merupakan batu pengembara. Asal mereka dari Ti Mau (Amfoang). Ada yang bilang mereka berasal dari Maluku/Seram. Karena dipicu oleh konflik masalah harta pusaka maka mereka memilih untuk mengembara.

2. Pantai Oesosole

Pantai Oesosole berpasir putih dan memiliki batu karang berbentuk hati ini terletak di Desa Faifua, Kecamatan Rote Timur, Kabupaten Rote Ndao.

Berjarak 55 km dari kota Ba’a, Pantai Oesosole bisa ditempuh kurang lebih 1 jam 30 menit. Pantai ini belum terlalu dikunjungi sehingga kita seperti berada di pantai pribadi.

Selain batu karang berbentuk hati ada beberapa batu karang lain yang jika air surut kita bisa bermain ke karang-karang tersebut dan melihat banyak ikan-ikan kecil dan binatang lainnya disekitar karang tersebut.

Pantai ini juga dikelilingi pohon pinus yang cantik. Belum ada masyarakat sekitar yang berjualan ditempat ini sehingga disarankan untuk membawa bekal sendiri.

Pantai Bo’a (Kornelis Kaha/Antara)

3. Pantai Bo’a

Pantai Bo’a terletak di Kecamatan Rote Barat, sekitar 7,5 km dari pusat kecamatan. Pantai ini merupakan lokasi lomba selancar berstandar internasional karena memiliki gulungan ombak terbesar ke-2 setelah Hawaii.

Lomba yang diikuti para penggila selancar dari seluruh dunia biasanya diadakan antara Oktober-September. Pada saat itulah para peselancar baik dari dalam maupun luar negeri berbondong-bondong mendatangi Pantai Bo’a.

Bo’a pun semakin istimewa dengan gelombang lautnya yang dikenal dengan “Gelombang G” yang sangat cocok untuk kegiatan surfing,diving ataupun sailing.

Wisatawan berdiri di atas batu karang berbentuk hati saat berwisata di Telaga Nirwana di Desa Oeseli, Kabupaten Rote Ndao, NTT (Foto: ANTARA FOTO/Kornelis Kaha)

4. Telaga Nirwana

Pemandangan asri nan menyejukkan hati akan dirasakan pengunjung di kala tiba di Telaga Nirwana. Ia begitu mempesona dan memukau bagaikan si gadis cantik yang belum mengenal dunia luar, demikian sebutan penduduk desa setempat.

Telaga Nirwana yang berada kurang lebih 200 meter dari bibir Pantai Buadale tepatnya di Dusun Kotalai Desa Oeseli, Kecamatan Rote Barat Daya, Kabupaten Rote Ndao.

Telaga Nirwana menjanjikan kenangan terindah bagi setiap pengunjung yang datang . Pemandangannya sangat memesona dengan teluk sepanjang kurang lebih 700 meter dan bermuara pada sebuah telaga yang menjulur tepat ke dalam sebuah gua.

Para penumpang menggunakan jasa angkutan umum di Pulau Rote, Nusa Tenggara Timur. Angkutan umum dilayani oleh kendaraan penumpang pelat kuning atau bak terbuka yang dimodifikasi untuk penumpang (Ari Saputra/detikcom)

5. Pantai Oeseli

Letaknya yang berada di ujung pulau, menjadikan pantai ini sedikit tersembunyi sehingga letaknya tak cukup diketahui banyak orang. Tak banyak ditemui wisatawan lokal maupun mancanegara di pantai ini.

Masuk ke dalam desa, Anda bisa melihat sebuah perkampungan yang dipenuhi dengan jemuran rumput laut. Hampir seluruh penduduk Oeseli berprofesi sebagai petani rumput laut.

Selain itu, warga Oeseli juga membuat air gula. Untuk mencapainya, Anda bisa berangkat dari Nerembala menggunakan mobil. Jarak yang harus dilalui adalah sekitar 20 kilometer, dengan waktu tempuh satu jam.

(msl/fem)

Membagikan
Exit mobile version