Kamis, Desember 26


Jakarta

Kelaparan di pantai ternyata adalah fenomena yang kerap dialami banyak orang. Dan ternyata, hal itu ada penyebabnya.

Ada faktor-faktor emosional dan biologis yang menyebabkan seseorang kelaparan saat beraktivitas di pantai.

Melansir The Sun, Rabu (4/9/2024), ahli diet dan kepala eksekutif NY Nutrition Group, Lisa Moskovitz, mengatakan bahwa ada alasan di balik hal itu. Ia mengatakan bahwa orang sering meremehkan bahwa pergi ke pantai adalah kegiatan yang melelahkan.


“Saya pikir kita meremehkan sifat melelahkan dari pergi ke pantai. Merencanakan, menyeret kursi, berjalan di atas pasir. Kadang-kadang Anda sudah melakukan aktivitas fisik selama dua jam sebelum Anda benar-benar duduk di atas handuk atau kursi dan bersantai,” terang Lisa.

Aktivitas di pantai seperti berenang, bermain bola voli, hingga membangun istana pasir dianggap melelahkan dan kemungkinan besar membuat kita cepat lapar. Ditambah saat cuaca sedang sangat terik, seseorang akan mudah terdehidrasi ataupun lapar.

Selain itu, minum beberapa gelas bir di pantai pun juga dapat membuat perut pelancong keroncongan.

“Alkohol adalah perangsang nafsu makan bagi banyak orang,” imbuhnya.

Sementara itu, biasanya pelancong membawa cemilan yang penuh gula atau gurih seperti keripik hingga minuman manis saat berkunjung ke pantai. Nah, hal itu juga bisa membuat pelancong cepat merasa lapar. Saat kadar gula turun, ia menyebut seseorang akan cepat merasa lapar kembali.

“Hal ini sebenarnya terkait dengan tubuh Anda yang meminta lebih banyak (makanan bergizi), atau apa yang Anda makan menyebabkan respons gula darah. Terutama karbohidrat olahan (atau) makanan yang mengandung lebih banyak gula akan menyebabkan lonjakan gula darah, yang akhirnya menyebabkan lonjakan gula darah,” terangya.

Di samping hal yang bisa ditinjau secara pengetahuan, ada juga faktor emosional yang berperan. Lisa mengatakan bahwa saat pantai adalah tempat yang membahagiakan dan tempat bernostalgia bagi banyak orang. Hal itu terkadang mendorong seseorang untuk menikmati makanan sebagai bagian dari pengalaman tersebut.

“Kami mengasosiasikan berada di pantai dengan bermain sebagai anak-anak dan ibu kami memiliki banyak makanan ringan. Hal itu saja sudah bisa membuat kami berpikir tentang makanan dan memicu dorongan untuk makan sesuatu,” ucapnya.

(wkn/wkn)

Membagikan
Exit mobile version