Jumat, November 8
Jakarta

Kami berkunjung saat Anak Krakatau sedang dalam keadaan aktif. Bahkan, menurut informasi yang saya dapatkan bahwa pulau itu masih sering sekali aktif belakangan ini.

Semakin bergairah saja kami setelah tahu informasi tersebut. Tapi nyatanya, kegairahan kami harus di uji lebih dulu oleh perjalanan menuju TKP dengan menggunakan kapal cepat dari Pulau Sebesi yang memakan waktu sekitar satu jam.

Selama di atas kapal cepat, perasaan kami sudah tidak enak. Karena laut sedang pasang dan ombak sangat tinggi-tingginya. Itu menyebabkan laju speedboat harus berkelahi dengan air pasang dan kita yang berada di atas kapal akan terombang- ambing saking kerasnya benturan.


Tapi, itu semua tak menjadi penghalang karena nahkoda yang mengendarai kapal cepat sudah sangat berpengalaman. Yanto, selaku nahkoda lokal handal yang sudah sangat berpengalaman, menenangkan.

Ia menjelaskan bahwa keadaan seperti ini memang sudah biasa karena ketinggian ombak ketika siang hari meningkat.

Walaupun kondisi kami pada saat itu sudah sangat lemas akibat terjangan ombak tapi melihat pulau dengan hamparan pasir hitam, letupan asap, dan bebatuan kecil yang beterbangan membuat semangat kami bangkit Kembali.

Saat kaki menginjak pasir hitam vulkanik, perasaan takjub langsung menyeruak. Udara terasa hangat, tercium bau belerang yang khas, dan suara gemuruh dari dalam perut bumi terdengar samar-samar.

Pemandangan sekitar sangatlah unik. Batuan-batuan vulkanik berwarna hitam keabu-abuan berserakan di mana-mana, membentuk lanskap yang begitu dramatis.

Pendakian menuju puncak Anak Krakatau bukanlah perkara mudah. Jalan setapak yang terjal dan berpasir membuat tenaga ekstra. Namun, setiap langkah yang diambil terasa sangat berharga.

Pemandangan dari ketinggian semakin menakjubkan. Selat Sunda terhampar luas juga terlihat pulau-pulau kecil yang bertebaran.

Saat mencapai puncak, sensasi yang dirasakan sungguh luar biasa. Berdiri di bibir kawah, melihat langsung ke dalam perut bumi, adalah pengalaman yang tak terlupakan.

Asap mengepul dengan deras, membawa serta aroma belerang yang menyengat. Suara gemuruh dari dalam kawah terdengar semakin jelas, seakan-akan bumi sedang bernapas.

Pulau vulkanik ini mengajarkan kami tentang kekuatan alam yang dahsyat. Di satu sisi, letusan gunung berapi dapat membawa bencana, namun di sisi lain, proses vulkanisme juga menciptakan keindahan alam yang luar biasa.

Membagikan
Exit mobile version