Sabtu, September 28


Jakarta

Menteri Dalam Negeri (Mendagri) Muhammad Tito Karnavian menegaskan penyusunan kebijakan harus berdasarkan teori dan data. Menurutnya, kebijakan tanpa didukung teori yang kuat hasilnya hanya akan mengandalkan keberuntungan.

“Yang benar adalah making policy based on strong theory. Setiap pembuatan kebijakan harus didasarkan kepada teori, maknanya di sini dalam konteks data dan statistik,” kata Tito dalam keterangan tertulis, Kamis (26/9/2024).

Dia menjelaskan bahwa statistik berperan penting dalam pembuatan kebijakan. Hal itu diungkapkan olehnya di acara Puncak Peringatan Hari Statistik Nasional Tahun 2024 di Hotel Grand Mercure Kemayoran, hari ini.


“Teori yang mendasari kebijakan harus melalui proses pengumpulan dan analisis data, sehingga statistik menjadi alat utama,” jelasnya.

Dia pun berbagi pengalaman dalam menangani inflasi yang menggunakan data sebagai acuan. Saat itu, Presiden Joko Widodo (Jokowi) menginstruksikan untuk menangani inflasi yang terbilang tinggi.

Dalam teori ekonomi, inflasi biasanya diatasi melalui instrumen suku bunga dan nilai tukar mata uang. Namun, Presiden Jokowi mengusulkan pendekatan baru yang berbasis data dari Badan Pusat Statistik (BPS) mirip dengan penanganan pandemi COVID-19.

“COVID-19 itu belum ada yang punya rumus real ilmu penanganannya di negara mana pun juga,” tuturnya.

Lebih lanjut, dia mengucapkan terima kasih kepada BPS yang berperan besar dalam menjaga stabilitas inflasi Indonesia. Adapun inflasi Indonesia saat ini terjaga di angka 2,1 persen dan menjadi salah satu yang terendah di dunia.

“Kerja sama antara pemerintah pusat dan daerah serta intervensi dari berbagai kementerian/lembaga seperti Badan Urusan Logistik (Bulog), Kementerian Pertanian (Kementan), dan Kementerian Perdagangan (Kemendag) sangat berperan dalam mengendalikan inflasi di daerah,” tutupnya.

Sebagai informasi tambahan, pada kesempatan tersebut, Tito turut menyerahkan penghargaan Anindhita Wistara Data Tahun 2024 kepada beberapa provinsi, kabupaten, dan kota. Beberapa penerima penghargaan itu di antaranya Provinsi DKI Jakarta, Bali, dan D.I. Yogyakarta untuk tingkat provinsi kategori terbaik.

Kemudian untuk tingkat kabupaten terbaik, yakni Kabupaten Tangerang, Sumedang, dan Bantul. Sementara penghargaan di tingkat kota terbaik yaitu Kota Magelang, Malang, dan Tangerang.

(akd/ega)

Membagikan
Exit mobile version