Selasa, Januari 21


Jakarta

Menteri Ketenagakerjaan RI (Menaker), Yassierli menegaskan pentingnya transformasi tenaga kerja Indonesia untuk menghadapi tantangan era digital dan disrupsi teknologi. Ia menyoroti perlunya peningkatan keterampilan yang seimbang, mencakup kemampuan teknis, kognitif, dan interpersonal, untuk menciptakan tenaga kerja yang berdaya saing global.

Menurutnya, paradigma baru yang berfokus pada pendekatan people-centric dan purpose-centric menjadi kunci utama dalam meningkatkan produktivitas dan kesejahteraan pekerja.

“Kita harus mengubah cara pandang terhadap tenaga kerja, dari sekadar ‘labour’ menjadi ‘human potential’. Transformasi ini bertujuan untuk mendorong pertumbuhan pribadi, kreativitas, dan inovasi, bukan hanya mengejar hasil produksi,” ujar Yassierli, dalam keterangan tertulis, Senin (20/1/2025).


Hal tersebut dikatakan Yassierli dalam acara Business Meeting Bank Negara Indonesia (BNI) Tahun 2025 bertema ‘Make it Happen, Now or Never’ yang berlangsung di Bogor, Jawa Barat, Senin (20/1).

Ia juga menitikberatkan perlunya mengadopsi growth mindset di level individu dan organisasi untuk meningkatkan kemampuan adaptasi terhadap perubahan kebutuhan dunia kerja. Hal ini menjadi penting di tengah tantangan era Volatility, Uncertainty, Complexity, and Ambiguity (VUCA). Laporan Future of Jobs 2025 yang dirilis oleh World Economic Forum (WEF) menunjukkan bahwa 63% perusahaan menghadapi kesenjangan keterampilan (skill gap) tenaga kerja.

Yassierli menggarisbawahi bahwa literasi teknologi, kreativitas, dan kepemimpinan adalah keterampilan utama yang harus dikembangkan untuk memenangkan persaingan global.

Sebagai langkah konkret, Kemnaker telah meluncurkan kerangka kerja berbasis pendekatan human-centered. Dengan pendekatan ini, organisasi diharapkan dapat membangun budaya pertumbuhan yang meningkatkan peluang untuk melampaui target kinerja dan mempercepat inovasi.

Melalui forum tersebut, Yassierli mengajak semua pihak untuk bersinergi menciptakan ekosistem ketenagakerjaan yang inklusif dan kompetitif. Yassierli menyebut masa depan tenaga kerja Indonesia adalah masa depan bangsa.

“Dengan kolaborasi yang erat, kita dapat mewujudkan visi Indonesia Emas 2045,” kata Yassierli.

Direktur Utama BNI Royke Tumilaar mengatakan Business Meeting ini bertujuan untuk merumuskan dan menyelaraskan strategi dari BNI agar terus berupaya meningkatkan kinerja bank secara berkelanjutan serta mendukung pertumbuhan ekonomi nasional. Menurut Royke, rencana strategis perseroan 2025 akan selaras dengan sasaran pembangunan nasional di antaranya peningkatan kinerja, peningkatan jaringan internasional secara selektif, serta meningkatkan green financing.

Simak juga Video: Menaker Ungkap Tantangan Lulusan Perguruan Tinggi Mencari Kerja

[Gambas:Video 20detik]

(prf/ega)

Membagikan
Exit mobile version