Kamis, Oktober 3


Jakarta

Pemerintah berencana menurunkan harga tiket pesawat setelah banjir keluhan dari traveler. Ketua Umum Gabungan Industri Pariwisata Indonesia (GIPI), Hariyadi Sukamdani, menyampaikan pendapatnya.

Penurunan harga tiket pesawat itu dijanjikan dimulai Oktober 2024. Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) Sandiaga Salahuddin Uno menyampaikan target penurunan harga tiket pesawat sampai 10 persen pada Juli lalu.

Untuk menurunkan harga tiket itu pemerintah membentuk satgas tiket mahal pesawat pun dibuat dan diketuai Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Menkomarves) Luhut Binsar Pandjaitan.


“Kita lihat nanti, karena memang struktur biaya pesawat itu kan terbesar adalah di bahan bakar, di avtur. Di avtur, di biaya land arrangement mereka, di ground handling yang di darat, sama biaya leasing, biaya untuk modal,” kata Ramdani kepada wartawan selepas acara Wonderful Indonesia Tourism Fair 2024 di Jakarta, Rabu (2/10/2024).

Selain avtur, ia juga menilai kompetisi maskapai penerbangan lokal yang belum kompetitif. Itu karena jalur penerbangan yang masih didominasi salah satu maskapai, serta belum adanya maskapai lain dan regulasi yang dirasa tepat.

“Satu lagi juga, kompetisi. Kalau ada kompetisinya lebih longgar, otomatis akan ada persaingan. Nah sekarang ini kan boleh dibilang khusus untuk domestik, didominasi oleh satu maskapai, yang dia lebih dari 70 persen menguasai pasar, itu tentu juga harus ada. Ada regulasi yang mengarah ke sana. Kalau itu dilakukan, akan terjadi (penurunan harga),” kata dia.

Ramdani tidak yakin harga tiket pesawat dapat turun dalam waktu dekat. Dia bersikukuh harga tiket pesawat turun ketika elemen-elemen yang memberatkan itu bisa dikendalikan.

“Bisa (turun 10 persen), memang betul. Karena kemarin gara-gara peraturan Menteri Perdagangan itu kan, yang kena bea lagi. Nah itu juga kita akan lihat, efektif apa nggak. Karena sampai hari ini kita lihat, kelihatannya belum ada tanda-tanda. Jadi kita nggak tahu juga ya, nanti bisa kita lihat. Tapi memang betul, sparepart adalah satu komponen impor,” kata dia.

“Tapi avtur juga penting juga, kalau di harganya nggak kompetitif, orang dia 40 persen dari struktur cost-nya dia kok. Jadi kembali lagi kita lihat saja nanti gimana. Nah ini kan permasalahan tinggal hitungan hari nih, pemerintahan yang sekarang ini sampai tanggal 19 (Oktober),” ujar dia.

(wkn/fem)

Membagikan
Exit mobile version