Selasa, Oktober 8

Jakarta

Ekonomi digital kini telah menjadi pilar penting bagi masa depan ekonomi Indonesia. Presiden Joko Widodo bahkan memprediksi ekonomi digital dapat tumbuh mencapai USD 360 miliar pada tahun 2030

“Saya sudah berulang kali menyampaikan soal potensi, peluang digital Indonesia ke depan. Ekonomi digital akan tumbuh empat kali lipat di tahun 2030, mencapai USD 210-360 billion atau kalau dirupiahkan bisa di angka Rp5.800 triliun,” kata Jokowi dikutip dari laman resmi Sekretariat Kabinet RI, Selasa (8/10/2024).

Potensi ini tentunya tak lepas dari pesatnya perkembangan teknologi, termasuk perkembangan startup dan transformasi digital. Melansir laman Indonesiabaik.id, terdapat 2.562 startup di Indonesia per 11 Januari 2024. Jumlah ini menjadikan Indonesia berada pada peringkat ke-2 di skala Asia, dan peringkat ke-6 secara global.


Perkembangan Ekosistem Ekonomi Digital di RI

Sebelum masuk ke era digital, ekosistem ekonomi di Indonesia didominasi dengan sektor tradisional. Namun hadirnya internet dan perkembangan teknologi informasi membuat ekosistem ini mulai berubah.

Pertumbuhan ekonomi digital di Indonesia kian melesat sejak masa pandemi COVID-19. Tak dipungkiri, pandemi menjadi momentum perubahan pola pikir masyarakat untuk melakukan konversi digital di setiap lini kehidupan. Hal ini termasuk perubahan gaya berjualan pelaku usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) yang mulai merambah dunia online.

Pandemi COVID-19 juga melahirkan munculnya startup yang berinovasi dalam berbagai sektor, seperti e-commerce, fintech, dan edtech. Berbagai platform digital kini memudahkan konsumen untuk berbelanja, melakukan transaksi, dan mengakses layanan dengan lebih cepat dan efisien.

Melansir situs resmi Capaian Kinerja Presiden RI, Bank Indonesia mencatat jumlah transaksi digital selama PSBB bulan April 2020 mencapai 64,48 persen. Volume transaksi digital pun tumbuh sebesar 37,35 persen secara years on years.

Sementara hasil kajian Google, Temasek, Bain & Company (2022) menunjukkan nilai ekonomi digital Indonesia pada tahun 2022 tercatat sebagai yang tertinggi di Asia Tenggara, yakni USD 77 miliar. Nilai ini pun diperkirakan meningkat hingga USD 130 miliar pada tahun 2025.

Pertumbuhan ini tentunya tak lepas dari peningkatan penetrasi internet di Indonesia yang didukung oleh Badan Aksesibilitas Telekomunikasi dan Informasi (BAKTI) Kementerian Komunikasi.

Direktur Utama Bakti Kominfo Fadhilah Mathar menyampaikan pembangunan infrastruktur digital menjadi modal awal untuk memberikan akses internet kepada semua orang sehingga tidak ada lagi blank spot terutama di daerah tertinggal, terdepan dan terluar.

Saat ini, pihaknya telah menghadirkan akses internet di 18.697 lokasi dan BTS on air di 7.283 lokasi di seluruh wilayah Indonesia.

“Program digitalisasi yang kami lakukan tidak hanya berhenti pada pembangunan infrastruktur internet, tetapi juga mencakup peningkatan kualitas dan aksesibilitas layanan digital di seluruh pelosok negeri,” jelasnya.

“Melalui jaringan satelit, fiber optik dan Base Transceiver Station (BTS) 4G, Pemerintah berupaya memastikan semua masyarakat di Indonesia dapat merasakan manfaat kemajuan teknologi,” imbuhnya.

Peran Ekonomi Digital dan Startup bagi Kemajuan Indonesia

Keberadaan ekonomi digital dan startup membawa berbagai manfaat bagi kemajuan Indonesia. Menkominfo Budi Arie Setiadi mengungkapkan di tengah ancaman resesi global, ekonomi digital menjadi salah satu sektor yang bisa membawa optimisme.

“Sektor ini [red: digital] diproyeksikan akan tumbuh secara eksponensial,” katanya dikutip dari CNBC Indonesia.

Senada, Wamenkominfo Nezar Patria mengungkapkan kemunculan ekonomi digital turut memberikan dampak bagi perkembangan ekonomi Indonesia. Tak hanya dari segi ekonomi, pertumbuhan ekonomi digital berpotensi menciptakan 7 juta pekerjaan tambahan pada tahun 2025. Kemudian, ekonomi digital juga memberikan kemudahan dan kesempatan inklusif bagi kelompok rentan, khususnya UMKM.

“Salah satunya dapat dilihat dari ekonomi digital dalam pemberdayaan UMKM, meliputi membuka akses pasar, mendorong inovasi dan peningkatan kualitas produk, hingga efisiensi operasional dan bisnis UMKM,” ungkapnya dikutip dari Antara.

Di sisi lain, keberadaan startup atau perusahaan rintisan di Indonesia dinilai penting sebagai mesin penggerak ekonomi di berbagai negara, termasuk Indonesia. Perusahaan ini berpotensi memunculkan inovasi baru yang memberikan dampak pada perkembangan dunia bisnis di masa depan.

“Melalui startup dapat mengubah ide-ide mereka menjadi solusi yang dapat memberikan dampak positif bagi masyarakat dan perekonomian,” kata Asisten Deputi Pengembangan Teknologi Informasi dan Inkubasi Usaha Kementerian Koperasi dan UKM Christina Agustin.

Kehadiran ekonomi digital juga berkontribusi bagi tren investasi di Indonesia. Melansir Antara, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto menyatakan Indonesia menduduki peringkat kedua sebagai negara tujuan investasi digital di kawasan Asia Tenggara pada 2023.

Adapun investasi pada sektor ekonomi digital Indonesia telah mencapai USD 22 miliar pada 2023.

“Untuk tujuan investasi digital kita terbesar kedua tujuan investasi, mendekati 22 miliar dolar AS sesudah Singapura. Singapura menjadi hub karena dia membagi, tetapi Indonesia (investasi) betul-betul masuk ke kita di tahun 2023,” tandas Airlangga.

(ega/ega)

Membagikan
Exit mobile version