Kamis, September 19


Jakarta

Susu ikan menjadi topik hangat di tengah masyarakat karena disebut menjadi alternatif pengganti susu sapi dalam program makan bergizi gratis (MBG). Ternyata, susu ikan telah diproduksi sejak tahun 2023 oleh PT Berikan Bahari Indonesia.

Susu ikan merupakan salah satu produk turunan dari hidrolisat protein ikan (HPI). Susu ikan bukanlah susu yang diperah dari ikan, melainkan ikan segar yang telah digiling dengan teknologi hidrolisat sehingga berbentuk bubuk.

Pada kesempatan ini, detikcom berkesempatan mengunjungi pabrik susu ikan yang terletak di Indramayu. Plan Manager Berikan Bahari, Fatih mengatakan pengolahan HPI bermula dari pengumpulan ikan-ikan segar yang didapatkan dari nelayan. Dia bilang ikan-ikan ini merupakan ikan yang bernilai ekonomis rendah, seperti ikan petek.


“Tahap pertamanya, pengumpulan ikan dari nelayan, jeroan ikannya dipisah. Setelah itu ditimbang,” kata Fatih kepada awak media di Pabrik Pengolahan Susu Ikan, Indramayu, Rabu (16/9/2024).

Usai dibersihkan, ikan digiling hingga menjadi bubur-bubur ikan. Setelah itu dimasukkan ke mesin hidrolisat. Fatih bilang mesin inilah yang memisahkan protein ikan dari tulangnya. Prosesnya hanya membutuhkan waktu dua-tiga jam.

Usai melalui proses di mesin hidrolisat, bubur ikan akan menjadi cairan yang mengandung protein. Cairan ini akan masuk ke mesin bernama feed tank spray dryer agar berubah menjadi bubuk yang telah mengandung protein.

Pabrik Susu Ikan Foto: Retno Ayuningrum/detikcom

Fatih menyebut dalam satu bulan, satu pabrik HPI dapat menghasilkan 30 ton bubuk. Bubuk inilah yang dapat digunakan untuk berbagai macam produk makanan dan minuman, seperti susu ikan, kue, cilok ikan, hingga donat ikan.

“Dari 30 ton powder (bubuk) itu jadi 90 ton ikan. Dimasukkan per satu ton ikan, dapat 30% bubuk powder,” jelasnya.

Kemudian bubuk HPI tersebut dikirim dan diolah menjadi susu kemasan di pabrik pengolahan susu ikan yang terletak di Bekasi. Di sana bubuk HPI dicampur bersama dengan bahan-bahan lainnya, seperti gula, perasa, hingga creamer.

Chief Research and Development, Quality Control, Quality Assurance Berikan Protein Iwa Sudarmawan mengatakan susu ikan membutuhkan tambahan perisa untuk menyamarkan bau amis ikan. Tidak hanya di akhir produk saja, pihaknya juga tengah berupaya menyamarkan bau amis pada saat proses hidrolisat-nya, di mana itu dibuat langsung dari daging ikan segar.

“Karena memang salah satu fungsi perisa itu untuk meng-cover (menutupi) dari bau amisnya itu,” ujar Iwa saat ditemui di PT Berikan Bahari Indonesia, Bekasi.

Kemudian dia menjelaskan komposisi dari susu ikan terdiri dari 40% bubuk hidrolisat protein ikan (HPI), gula putih, perisa krim, ekstrak stroberi atau cokelat, dan pewarna karmoisin CI 14720.

Lebih lanjut, komposisi untuk susu ikan varian coklat dan stroberi sedikit berbeda. Untuk rasa coklat, Iwa menyebut pihaknya menggunakan coklat bubuk asli sebagai perasanya dan pemanisnya dari gula pasir. Sementara untuk varian stroberi, rasanya berasal dari perisa stroberi, dan pemanisnya berasal dari pemanis alami stevia.

Adapun komposisi gula dalam satu penyajian sekitar 8 gram. Takaran ini 50% lebih rendah dibandingkan susu-susu kemasan yang beredar.

“Komposisi gulanya sekitar 8 gram. Sebenarnya sih lumayan hampir setengahnya lebih dibandingkan dengan susu yang beredar saat ini, di mana susu beredar saat ini, kalau kita lihat di box susu, itu rata-rata sekali sajian, di kisaran 18-20 gram per sajian. Nah, kita sekarang ada di 8 gram. Sesuai dengan permintaan pasar juga, saat ini juga memang ada permintaan untuk lebih diturunkan lagi,” jelasnya.

Simak Video: Ternyata Ini Asal Muasal Susu Ikan!

[Gambas:Video 20detik]

(das/das)

Membagikan
Exit mobile version