Jumat, Oktober 4

Jakarta

Ilmuwan telah mengidentifikasi bagian aneh Bumi yang berada jauh di bawah Pasifik yang mungkin menjelaskan mengapa wilayah ini menciptakan East Pacific Rise, punggungan samudra yang menyebar paling cepat di dunia.

Dengan menggunakan data seismik, ahli geologi dari University of Maryland, Jingchuan Wang dan rekan-rekannya telah menemukan lempengan samudra purba yang tersembunyi jauh di dalam perut Bumi. Wilayah lempengan tersebut berasal dari zaman dinosaurus.

“Penemuan kami membuka pertanyaan baru tentang bagaimana Bumi bagian dalam memengaruhi apa yang kita lihat di permukaan, melintasi jarak dan rentang waktu yang sangat jauh,” kata Wang seperti dikutip dari Science Alert.


Dengan mengirimkan gelombang suara yang memantul jauh ke dalam tanah untuk membentuk peta seismik, Wang dan tim mengidentifikasi gumpalan aneh mantel yang bergerak sangat lambat di bawah Lempeng Nazca yang berbatasan dengan lempeng benua Amerika Selatan.

Sebagian besar volume Bumi terdiri dari batuan silikat panas yang diapit di antara kerak luar yang tipis dan dingin serta inti yang sangat panas. Disebut mantel, lapisan mineral yang sebagian meleleh ini mengalir dalam siklus selama puluhan juta tahun yang sangat lambat karena perbedaan suhu yang ekstrem di atas dan di bawah. Material yang lebih padat dan dingin ditarik ke bagian dalam yang lebih hangat dalam proses yang disebut subduksi.

Di area ini, Lempeng Nazca saat ini sedang menunjam di bawah Amerika Selatan, seperti yang ditunjukkan pada diagram di bawah. Namun, di sisi barat lempeng tersebut terdapat punggungan samudra yang tumbuh dengan cepat dan titik panas aktivitas geologi di bawah Kepulauan Paskah serta celah struktural misterius antara Pasifik tengah dan timur.

Foto: Science Advances

“Kami menemukan bahwa di wilayah ini, material tenggelam sekitar setengah dari kecepatan yang kami perkirakan, yang menunjukkan bahwa zona transisi mantel dapat bertindak seperti penghalang dan memperlambat pergerakan material melalui Bumi,” jelas Wang.

Tim menentukan struktur lempeng ini lebih dingin dan lebih padat daripada daerah di sekitarnya dan tampaknya merupakan bongkahan fosil dasar laut purba.

“Area yang menebal ini seperti jejak fosil dari dasar laut purba yang tersubduksi ke Bumi sekitar 250 juta tahun yang lalu. Ini memberi kita gambaran sekilas tentang masa lalu Bumi yang belum pernah kita ketahui sebelumnya,” jelas Wang.

Dengan tidak mencair sepenuhnya seperti mantel di sekitarnya, sisa-sisa dasar samudra Trias yang pernah ada menonjol lebih dalam ke lapisan mantel yang lebih panas, menyebabkan material tersebut menonjol ke dalam struktur yang disebut super plume.

“Simulasi geodinamik telah menghubungkan geometri dan stabilitas struktur mantel bawah dengan interaksi langsungnya dengan lempeng yang mengalami subduksi,” tulis tim tersebut dalam makalah mereka.

Para peneliti menduga rangkaian anomali ini, yang berorientasi dari timur ke barat, dapat membantu menceritakan kisah Lempeng Nazca, dan bagaimana ia bergerak sepanjang sejarah Bumi.

Dengan menguraikan jejak-jejak historis dampak purba ini jauh di dalam tanah, ahli geologi dapat mempelajari lebih lanjut tentang bagaimana fungsi bagian dalam planet kita membentuk permukaan dunia kita saat ini.

“Melihat lempeng subduksi kuno melalui perspektif ini memberi kami wawasan baru tentang hubungan antara struktur Bumi yang sangat dalam dan geologi permukaan, yang sebelumnya tidak jelas,” jelas Wang.

(rns/rns)

Membagikan
Exit mobile version