Jumat, November 22

Jakarta

Baru-baru ini, aplikasi asal China Temu, dilarang menjalankan bisnisnya di Indonesia dan juga telah diblokir aplikasinya karena dikhawatirkan mengancam UMKM lokal. Hal itu rupanya menjadi bahan pemberitaan di mancanegara.

Media kenamaan asal Inggris, The Guardian, menurunkan judul ‘China’s ‘mind-blowingly’ cheap shopping app Temu hits roadblocks in south-east Asia’. Mereka menyebut Temu yang erkenal dengan diskon besar dan pemasaran viral bermasalah dengan regulator karena mengancam perusahaan lokal

“Indonesia memerintahkan Temu dihapus dari toko aplikasi bulan Oktober, langkah yang dikatakan akan melindungi pedagang kecil di sana. Minggu lalu, Vietnam mengancam akan melarang Temu dan toko mode China lain, Shein, pada akhir bulan, dengan mengatakan bahwa mereka belum disetujui untuk berbisnis di negara itu,” tulis mereka.


Banjir produk buatan China yang lebih murah dinilai merugikan perusahaan lokal, yang tidak dapat mengalahkan kecepatan, kualitas, atau harga yang ditawarkan secara online. “Temu telah menjadi bahan bagi tiap regulator, yang di mana-mana kini merasa khawatir tentang apakah aturan impor lintas batas harus diubah,” kata Simon Torring, pengamat dari Cube.

Sebagai informasi, Temu melakukan model bisnis e-Commerce dari pabrik langsung ke konsumen dan bisnis tersebut dicemaskan akan membuka keran impor besar masuk ke Indonesia.

Temu memang cukup agresuf memperluas kehadirannya di mancanegara termasuk di Amerika Serikat dan Eropa. Di Asia Tenggara, mereka mulai masuk Filipina dan Malaysia pada tahun 2023, lalu Thailand, Brunei, dan Vietnam tahun ini.

Menurut analisis Bain & Co, meningkatnya konsumerisme dari kelas menengah yang sedang berkembang di Asia Tenggara menjadikan kawasan ini pasar yang ideal, dengan penjualan belanja online mendekati USD 160 miliar pada tahun 2024.

Ledakan itu datang pada saat yang tepat bagi Temu untuk mengejar pertumbuhan internasional, karena ekonomi China yang melambat “Di China, pertumbuhan stagnan dibanding tahun 2010-an, tapi sangat kompetitif, jadi para pemain perlu mencari jalan lain untuk tumbuh seperti pasar luar negeri,” katanya.

Melambatnya ekonomi justru membuat pabrik di China punya kapasitas berlebih, sehingga para pemasok Temu menjual dalam volome tinggi dan harga murah, membuat Temu semakin diminati.

Guardian sendiri menyebut pemerintah Indonesia adalah yang paling tegas di Asia Tenggara mengatur aplikasi luar negeri dalam rangka melindungi UMKM lokal.

(fyk/fyk)

Membagikan
Exit mobile version