Sabtu, Oktober 5

Jakarta

Qualcomm masih berusaha mereplikasi kesuksesan Apple saat beralih menggunakan chip Arm di laptop buatannya. Kali ini lewat Snapdragon X Elite, yang dirilis 15 tahun setelah percobaan pertama mereka memboyong Arm ke Windows.

Sejauh ini sistem tersebut mungkin cukup menjanjikan, termasuk janji terbaru Qualcomm yang menyebut mayoritas game Windows saat ini sudah bisa berjalan di laptop berbasis Snapdragon yang akan segera dirilis, tanpa perlu proses porting oleh developernya.

Janji ini dilontarkan Qualcomm dalam sebuah sesi di Game Developers Conference 2024 berjudul ‘Windows on Snapdragon, a Platform Ready for your PC Games’. Dalam sesi ini engineer Qualcomm Issam Khalil mengaku sudah menjajal sejumlah game Windows di laptop yang belum diumumkan tersebut menggunakan emulator x86/64, dan menurutnya gamenya beroperasi hampir mendekati kecepatan penuh.


Sebagai informasi, Qualcomm menyebut sistem berbasis Snapdragon X Elite akan mulai dirilis musim panas tahun ini, dan beberapa laptop berbasis Snapdragon tersebut adalah Surface Pro 10 dan Surface Laptop 6 yang akan dirilis pada Mei 2024 mendatang, demikian dikutip detikINET dari The Verge, Minggu (24/3/2024).

Emulator semacam ini adalah faktor yang membuat transisi x86 ke Arm di macOS pada 2020 relatif mulus. Yaitu bagaimana Rosetta 2 bisa ‘menerjemahkan’ aplikasi x86 ke Arm dengan lancar tanpa mengalami penurunan performa yang signifikan.

Ya, sebenarnya Windows juga sudah mendukung emulasi x64 sejak lama, namun tampaknya Qualcomm tak terlalu yakin terhadap fitur tersebut. Qualcomm memberikan tiga opsi untuk developer aplikasi yang ingin aplikasinya itu berjalan di Windows on Snapdragon.

Developer bisa mem-porting aplikasinya ke ARM64 secara native untuk mendapatkan performa dan konsumsi daya CPU yang paling bagus, terutama karena scheduler Qualcomm bisa menurunkan frekuensi CPU secara dinamis untuk menghemat daya.

Developer bisa membuat aplikasi ARM64EC hybrid, di mana berbagai libraries Windows dan driver Qualcomm bisa beroperasi secara native, namun aplikasinya berjalan dalam bentuk emulasi, menurut Khalil, performa di opsi ini mendekati performa native.

Developer juga bisa tak melakukan apapun, dan game mereka tetap akan bisa dimainkan menggunakan emulator x64.

Khalil menjanjikan developer tak perlu mengubah kode atau aset dari gamenya untuk mendapatkan kecepatan penuh. Kebanyakan dari game yang ada pun mengalami bottleneck di sisi GPU, bukan CPU. Qualcomm juga menyebut performa GPU tak terdampak dalam proses emulasi ini.

Mereka pun memastikan sudah mempunyai driver GPU Adreno untuk DX11, DX12, Vulkan, dan OpenCL, dan nantinya juga akan mendukung DX9 serta hingga OpenGL 4.6 lewat mapping layer.

Qualcomm menyadari bahwa kesuksesan platform baru ini akan bergantung pada ketersediaan platform yang kompatibel dengan aplikasi yang sudah ada, seperti yang diutarakan Micah Knapp, senior director of product management Qualcomm.

“Dalam waktu dekat, kami harus menyediakan platform untuk apa yang sudah dimiliki oleh orang-orang. Meskipun saya sangat menginginkannya, saya pikir tak semua developer tiba-tiba akan langsung mem-porting semua aplikasinya ke Arm,” kata Knapp.

Simak Video “Qualcomm Akan Dijajaki untuk Smart City di IKN
[Gambas:Video 20detik]

(asj/fay)

Membagikan
Exit mobile version