Sabtu, Oktober 5


Jakarta

Kyoto kelabakan menghadapi turis-turis asing yang tidak mengerti tata cara penggunaan transportasi umum. Bule-bule dilaporkan tidak membayar tiket bus.

Bukan disengaja, tetapi turis-turis asing itu lebih tepatnya tidak tahu cara membayar ongkos bus di Kyoto. Selain itu, ada kendala bahasa yang bikin bule terkesan santai tidak membayar ongkos itu.

Dilansir dari SoraNews, Jumat (5/7/2024) pada bus di jantung kota Kyoto, penumpang naik melalui pintu di belakang bus, lalu melakukan pembayaran di depan saat turun dari bus. Adapun cara pembayaran yang paling umum dengan mengetuk kartu IC prabayar, seperti Suica, di terminal di sebelah kursi pengemudi.


Karena bus mengenakan tarif tetap per perjalanan di pusat kota, penumpang tidak perlu mengetuk kartu saat naik, cukup sekali saat turun.

Terdengar mudah kan? Tetapi ternyata tidak semua bule paham ini lho.

Seringkali turis asing tidak menyadari jika kartu IC mereka tidak cukup saldo untuk membayar bus. Saat di tap pada mesin, akan terdengar bunyi peringatan kesalahan.

Biro Transportasi Kota Kyoto menyatakan mendapatkan banyak laporan dari operator bus tentang turis asing yang tidak menyadari suara kesalahan tersebut. Terkadang karena mereka memakai earphone atau tidak mengerti apa maksudnya.

Selain itu, bule-bule itu terkadang saat turun dari bus mengira sudah membayar ongkos, padahal sebenarnya belum.

Ketika dana tidak mencukupi terjadi, penumpang harus membayar pengemudi secara tunai. Nah, masalahnya kebanyakan turis asing tidak mengerti bahasa Jepang dan pengemudi tak bisa berbahasa Inggris, hingga mereka terkendala bahasa menjelaskan situasi itu.

Pengemudi bus Kyoto melaporkan kesulitan dalam menjelaskan persyaratan tersebut, bahkan ketika mereka dapat menunjukkan bahwa ada sesuatu yang tidak beres sebelum penumpang asing tersebut keluar dari bus.

Menurut Biro Perhubungan, terkadang pengemudi tidak mempunyai pilihan selain menyerah dan membiarkan bule turun dengan tumpangan gratis, agar bus tidak tertunda lebih lama lagi.

Luncurkan lembaran informasi

Untuk mengatasi permasalahan ini, Dinas Perhubungan telah membuat lembar penjelasan baru dan memberikannya kepada operator bus. Lembaran tersebut menguraikan prosedur pembayaran dalam berbagai bahasa, termasuk Inggris dan China.

Gagasan lain juga muncul, yaitu meminta penumpang naik dari depan bus dan melakukan pembayaran di awal perjalanan, lalu keluar dari belakang. Namun, biro mengatakan bahwa penerapan hal ini memerlukan konfigurasi ulang tata letak stasiun bus/halte bus yang sudah ada dan memerlukan biaya yang besar. Mereka memutuskan untuk menggunakan lembar penjelasan untuk saat ini.

Imbauan untuk turis

Bagi traveler yang liburan ke Jepang, penting sekali mempersiapkan diri untuk mencegah terjadinya masalah pembayaran transportasi. Traveler perlu memastikan saldo IC cukup untuk membayar biaya perjalanan. Perlu kamu tahu, kartu IC yang sama dapat digunakan untuk bus, kereta api, dan kereta bawah tanah, sehingga mudah untuk diisi ulang di stasiun mana pun.

Biro Perhubungan juga mengatakan bahwa mereka menghadapi masalah dengan wisatawan asing yang, sudahlah tak cukup saldo, mereka juga tak membawa uang cash dalam Yen.

Kebanyakan turis hanya membawa kartu kredit atau mata uang asing, dan keduanya tidak dapat digunakan untuk membayar ongkos bus. Jadi diharapkan wisatawan untuk menyimpan setidaknya sejumlah yen setiap bepergian.

(sym/fem)

Membagikan
Exit mobile version