Minggu, Desember 15


Jakarta

Plt Ketum PPP, Mardiono, menyinggung soal isu orang yang belum tahu partainya namun akan memimpin. Menurutnya, tidak mungkin seorang yang belum tahu seluk beluk PPP memimpin PPP.

“Kan juga tidak mungkin ya kalau orang yang belum tahu tentang PPP tetapi akan memimpin PPP, kira-kira rasional atau tidak? Orang yang belum tahu tentang dinamika, tentang tradisi politik, tentang karakteristik politik kemudian orang itu misalnya akan memimpin,” kata Mardiono selepas penutupan Mukernas II di Ancol, Jakarta Pusat, Sabtu (14/12/2024).

Mardiono menegaskan jika PPP merupakan partai politik berbasis pengkaderan. Dia ngaku belum pernah melihat parpol yang sudah lama eksis di Indonesia dipimpin oleh orang yang bukan kadernya sejak awal.


“Saya belum pernah ada lihat partai-partai politik lama atau yang eksis saat ini kemudian tiba-tiba orang lain, misalnya yang saya sebut orang lain namanya kader baru, kemudian tiba-tiba memimpin. Itu menurut pandangan pikiran saya dan rekan-rekan memang sulit untuk bisa dipahami,” jelas dia.

“Kader yang sudah berpuluh-puluh tahun mengabdi ini saja belum tentu. Belum tentu bisa memahami secara totalitas. Apalagi misalnya orang lain,” sambungnya.

Kendati begitu, Mardiono menyebut opsi itu tidak menutup kemungkinan bisa diambil jika semua kader dalam forum tertinggi menyepakatinya. Tentunya, pembahasan itu perlu mengubah AD/ART PPP.

“Tidak adalah partai politik yang kemudian menutup orang lain, kita terbuka. Tetapi memang ada mekanisme di dalam anggaran dasar, anggaran dan tradisi,” ucapnya.

Ketua Majelis Pertimbangan DPP PPP M Romahurmuziy alias Rommy sebelumya mengungkap ada empat nama yang masuk bursa calon Ketua Umum PPP. Mantan Menteri Parekraf Sadiaga Uno hingga cawagub Jateng Taj Yasin masuk bursa calon ketum PPP.

Selain dua nama itu, ada nama Mensos Saifullah Yusuf dan mantan KSAD Dudung Abdurraham. Keempatnya disebut Rommy memungkinkan memimpin PPP.

(rfs/rfs)

Membagikan
Exit mobile version