Sabtu, Oktober 5


Jakarta

Fenomena turis dipaksa untuk berbelanja saat liburan tengah marak. Hal itu disebabkan karena tren perjalanan tur murah.

September lalu, turis China mengalami pengalaman buruk saat berlibur di Bangkok, Thailand. Dia dimaki pemandu wisata karena tak berbelanja di sebuah toko perhiasan di Bangkok.

Dalam video viral terlihat turis dimarahi hingga diserang oleh sang pemandu yang ternyata pemandu wisata ilegal. Hal itu tentunya meresahkan dan memberi ketakutan tersendiri di pelancong.


Sementara itu, menurut Assistant Vice President Antavaya, Harry Pradinata, fenomena tersebut muncul karena dampak dari tren perjalanan tur wisata murah.

“Fenomena tour murah, dengan akses wisata makin terbuka untuk seluruh kalangan dan jenjang ekonomi, ditambah kebutuhan untuk ngonten atau pamer di sosial media, membuat banyak orang yang ingin berwisata dengan harga semurah-murahnya,” ucapnya saat dihubungi detikTravel, Kamis (3/10/2024).

Menurutnya, dari hal tersebut tercipta tur wisata murah yang bekerjasama dengan toko cinderamata dan turut berperan memberi subsidi terhadap perjalanan tersebut.

“Sehingga tour operator di lokasi wisata, bekerjasama dengan toko-toko yang dimasukkan ke dalam itinerary, toko-toko tersebut membayar subsidi kepada lokal operator sehingga wisatawan akan dibawa untuk berbelanja,” imbuhnya.

Sementara itu, Harry menyebut kunjungan ke tempat cinderamata sejatinya adalah hal normal dalam perjalanan wisata. Itu karena toko-toko tersebut juga menjual produk yang kerap dibutuhkan pelancong.

“Sebenarnya ini praktek normal di dunia wisata, karena toko-toko tersebut menjual produk yang diinginkan peserta tour, misalnya kosmetik di Korea Selatan atau snack dan makanan ringan di Thailand, ataupun jewelry di China dan Thailand. Tour-tour wisata ke Thailand, Korea Selatan, dan China selalu ada kunjungan ke toko wajib,” terangnya.

Ia menjelaskan pada tur Antavaya dengan kategori harga yang murah, mereka juga selalu menjelaskan adanya kunjungan wajib ke toko. Namun, pihaknya menolak pemaksaan kepada para turis.

Salah satu cara mereka untuk menjamin kenyamanan pelancong adalah dengan pemilihan tour leader dari Tanah Air. Selain itu, mereka juga menyebut siap memasukkan daftar hitam kepada pemandu yang memaksa traveler.

Sedangkan jika traveler menemui oknum pemandu yang melakukan pemaksaan saat berbelanja, traveler bisa melaporkan kepada pihak travel agent. Selain itu, memilih travel agent yang terpercaya dan bertanggung jawab pun juga sangat penting.

“Oknum pemandu wisata tersebut perlu dilaporkan kepada travel agent yang bersangkutan, kemudian kedepannya saya menyarankan untuk peserta tour lebih menyeleksi pihak travel agent yang lebih bonafit dan bertanggung jawab, tentunya peserta tour boleh memilih tour yang murah, tetapi jangan yang ‘murahan’,” pungkasnya.

(wkn/wsw)

Membagikan
Exit mobile version