Minggu, Juli 7


Jakarta

Hyundai Motor Group dan LG Energy Solution meresmikan produksi sel baterai lokal di Indonesia melalui joint venture dari kedua perusahaan, PT Hyundai LG Indonesia (HLI) Green Power. Indonesia punya potensi besar sebagai hub produksi baterai kendaraan listrik di kawasan ASEAN.

“Penyelesaian pabrik sel bateral di Indonesia memberikan kebanggaan besar bagi kita semua. Ini adalah bukti kemajuan yang telah kita capai dan menjadi tanda kekuatan kemitraan bersama,” ujar Euisun Chung, Executive Chair Hyundai Motor Group di Karawang, Jawa Barat, Rabu (3/7/2024).

“Yang paling penting, ini mengkonfirmasi bahwa dengan bekerja sama, Hyundai Motor Group dan Indonesia membentuk masa depan ekosistem EV bukan hanya di Asia, tetapi juga di seluruh dunia,” tambah dia.


Chung menjelaskan berdasarkan survei International Energy Agency memperkirakan lebih dari separuh penjualan mobil global akan beralih menjadi mobil listrik pada tahun 2035. Saat ini, Indonesia berada di pusat masa depan tersebut lebih dari sebelumnya.

“Hyundai motor group meyakinkan bahwa aktivasi industri kendaraan listrik di Indonesia akan memberikan peluang ekonomi baru bagi seluruh Asia Tenggara,” kata dia.

Dia melanjutkan pendirian ekosistem ini sejalan dengan Presiden Joko Widodo yang sudah menetapkan target untuk memproduksi 600.000 kendaraan listrik di dalam negeri sampai pada tahun 2030.

“Saya berpikir target ini sangat wajar. Negara ini adalah pasar otomotif terbesar di Asia Tenggara. Kendaraan yang diproduksi dan dijual di sini menjadi standar untuk seluruh wilayah di Kawasan Asia Tenggara dengan 700 juta pelanggan potensial,” kata dia.

“Dan sumber daya mineral di negara ini, seperti besi dan nikel, adalah komponen penting dari baterai yang akan menggerakkan jutaan kendaraan listrik di seluruh dunia,” tambahnya lagi.

Berpusat di Karawang, Jawa Barat, fasilitas yang dilengkapi teknologi mumpuni ini merupakan pabrik sel baterai EV pertama dan terbesar di Asia Tenggara, dengan kapasitas produksi 10 GWh dalam setahun. Dengan nilai investasi sebesar Rp 13,5 triliun, fasilitas di lahan seluas 319.000 meter persegi.

Sel baterai ini akan dirakit menjadi battery pack oleh PT Hyundai Energy Indonesia dan nantinya dimuat dalam kendaraan Hyundai Kona Electric buatan Indonesia. Pabrik ini akan memproduksi hingga 50.000 Battery System Assemblies (BSA) untuk BEV setiap tahunnya.

Kedua pabrik tersebut akan melengkapi PT Hyundai Motor Manufacturing Indonesia (HMMI) yang telah memproduksi IONIQ 5, EV pertama produksi lokal di Indonesia. Fasilitas ini akan meningkatkan kapasitas produksi EV menjadi 70.000 unit pada tahun ini dengan total kapasitas produksi 150.000 unit per tahun.

Hyundai mendukung akses pengisian daya lebih mudah dengan membangun lebih dari 240 jaringan stasiun pengisian daya, termasuk Ultra Fast Charging Station tercepat di Indonesia. Bersertifikat IP54, Ultra Fast Charging Station tersebut tahan terhadap air dan aman dalam kondisi hujan.

Selain itu, Hyundai telah menerapkan sistem daur ulang baterai EV yang memiliki masa pakai dengan periode penggunaan terbatas, dikenal sebagai Used Battery Energy Storage System (UBESS). Sistem ini menggunakan kembali baterai yang telah terpakai menjadi unit penyimpanan energi, dengan potensi untuk memfasilitasi distribusi energi ke daerah-daerah terpencil.

(riar/dry)

Membagikan
Exit mobile version