Jakarta –
Jadi makanan favorit mayoritas orang Indonesia, tempat makan bakso dan bakmi banyak yang sudah legendaris. Penjualnya sudah terkenal puluhan tahun menawarkan racikan bakso dan bakmi yang nikmat.
Makan bakso dan bakmi seolah jadi jawaban kebanyakan orang Indonesia saat sedang lapar, tidak mood, atau ingin sekadar menuntaskan ngidamnya. Paduan bola-bola daging dengan kuah kaldu yang gurih jadi kunci kenikmatannya.
Pada racikan bakmi atau mie, tentu lebih mengenyangkan karena ada sumber karbohidrat tambahan. Namun bagi yang ingin lebih puas, biasanya pelanggan akan memesan paduan bakmi dan bakso.
Untuk menikmati 2 panganan ini pun tidak sulit karena banyak sekali penjual bakso dan bakmi di Indonesia. Bahkan tak sedikit yang legendaris karena sudah berjualan puluhan tahun lamanya.
Eksistensi mereka tak luntur meski banyak penjual bakso dan bakmi baru atau makanan kekinian lainnya. Kelezatan menu mereka rupanya selalu dicari dari masa ke masa.
Sebut saja Warung Bakso Bandi di Tangerang yang sudah ada sejak 57 tahun lalu, tepatnya tahun 1967. Warung di Jl. Sukabakti V Nomor 28 ini dirintis oleh Pak Bandi yang awalnya berjualan dengan pikulan.
|
Warung Bakso Paling Legendaris di Tangerang Sudah Berjualan Sejak 1967 Foto: detikFood
|
Keunikan terlihat pada menunya karena hanya ada bakso polos. Tak ada bakso urat atau bakso telur di sini seperti kebanyakan warung bakso lain. Pak Bandi trauma karena pernah dikomplain pelanggan akibat urat yang masih mentah.
Untuk kaldunya, Pak Bandi menggunakan kaldu tulang ayam yang direbus selama 2-3 jam agar sari-sarinya keluar lalu didiamkan agar lebih gurih. Tulang ayam ini juga bisa dipesan sebagai topping bakso.
Seporsi bakso Pak Bandi harganya hanya Rp 20.000 saja, bisa pilih mau pakai bihun atau mie kuning yang diproduksi sendiri. Ukuran baksonya juga ada dua jenis, ukuran sedang dan ukuran kecil.
Tak hanya di Jakarta dan sekitarnya, banyak racikan bakso legendaris ditemukan di daerah-daerah Jawa. Misalnya Bakso Putu Sidosemi di Jogja yang sudah ada sejak 1950.
Bakso Putu Sidosemi dirintis oleh Mulyo Hartono. Saat itu, Mulyo berjualan di selatan Pasar Kotagede dan menjajakan aneka wedang seperti wedang cokelat, sari kedelai, dan wedang bajigur.
 |
Sejak 2015, warung bakso ini pindah di dalam gang, di kawasan Prenggan, Kotagede, Jogja. Warung bakso ini digelar semi permanen dengan tenda warna biru dan spanduk ‘Bakso & Es Kacang Ijo Putu Sidosemi Yen Senin Tutup’.
Racikan bakso Mbah Mulyo terdiri dari lima butir bakso, mi, tahu, dan potongan daun seledri. Namun bakso ini punya ciri khas yaitu menggunakan irisan tomat dan daging.
Tomat sengaja dipakai untuk memberi sensasi rasa asam segar alami karena dulu belum ada cuka. Harga bakso di sini masih murah yaitu Rp 13 ribu per porsi dan Rp 15 ribu kalau dengan kupat.
Selain bakso, bakmi atau mie pun banyak dicari. Jumlahnya yang legendaris terbilang banyak. YouTuber kuliner Nex Carlos kerap memberikan rekomendasi penjualnya di berbagai daerah.
Jika di Lampung, kamu bisa menyambangi Mie Khodon yang beralamat di Jalan Ikan Bawal Nomor 22. Tempat makan ini konon sudah ada sejak 1963 dan tidak buka cabang.
Menu mie di sini adalah mie goreng, rebus dan nyemek. Mie-nya besar-besar dan merupakan buatan sendiri (homemade). Toppingnya memakai suwiran ayam, irisan sayur, dan telur.
 |
Lalu ada Mie Tumis Mas Agus di Jl. R. E. Martadinata, 2 Ilir, Kec. Ilir Tim. II, Palembang. Penjualnya sudah menjajakan mie selama lebih dari 30 tahun.
Ia membuat sendiri mie kuningnya. Dalam sehari, ia bisa menjual 30 kilogram (kg) mie. Semuanya dimasak dengan metode tradisional, menggunakan api arang.
Mie bisa dipesan goreng, kuah, atau setengah basah. Toppingnya ayam suwir dan taburan bawang goreng. Rasanya gurih khas bawang yang nikmat!
Bagi para penggemar bakso dan bakmi, jangan lewatkan ulasan detikfood pekan ini mengenai bakso dan bakmi legendaris. Artikel-artikelnya dapat dilihat DI SINI.
(adr/odi)
