Rabu, April 9


Jakarta

Setelah enam minggu program pencarian baru dari Malaysia Airlines MH370, pemerintah Malaysia mengumumkan akan menunda pencarian pesawat yang hilang satu dekade lalu itu. Pencarian akan dilanjutkan pada akhir tahun.

Dilansir dari CNA, Jumat (4/4/2025) sebelumnya pada bulan Februari, Malaysia mengumumkan Ocean Infinity untuk melakukan pencarian terbaru dari puing-puing pesawat Boeing 777 yang membawa 239 orang itu. Pesawat itu menghilang dari layar radar pada tanggal 8 Maret 2014, saat terbang dari Kuala Lumpur ke Beijing.

Namun, firma eksplorasi maritim Ocean Infinity menangguhkan pencarian dengan alasan ‘bukan musimnya’.


“Mereka (Ocean Infinity) telah menghentikan operasi untuk sementara waktu, mereka akan melanjutkan pencarian pada akhir tahun ini,” kata Menteri Transportasi Anthony Loke dalam rekaman suara yang dikirim ke AFP pada hari Kamis.

“Saat ini, saat ini bukan musimnya,” kata Loke.

Pencarian MH370 merupakan salah satu proyek pencarian pesawat terbesar yang pernah ada. Pencarian awal yang dipimpin Australia telah menjelajahi 46.300 mil persegi Samudra Hindia selama tiga tahun, tetapi hampir tidak menemukan jejak pesawat, hanya beberapa bagian puing yang ditemukan.

Ocean Infinity yang berkantor pusat di Inggris dan Amerika Serikat sebelumnya juga memimpin pencarian pada tahun 2018, namun belum ada hasil.

Pada bulan Desember lalu, Loke mengatakan Ocean Infinity akan menjelajahi wilayah seluas 15.000 km persegi di Samudra Hindia selatan dalam misi terbaru ini. Bahkan perusahaan melakukan pergerakan ini dengan prinsip ‘tidak ditemukan, tidak ada biaya’ alias pemerintah hanya membayar jika perusahaan menemukan pesawat tersebut.

Menyusuri lagi ke belakang, hilangnya pesawat MH370 telah menimbulkan banyak kontroversi liar. Salah satunya mengatakan pilot veteran Zaharie Ahmad Shah seorang penjahat. Laporan akhir tentang tragedi yang dirilis pada tahun 2018 menunjukkan kegagalan oleh kontrol lalu lintas udara dan mengatakan bahwa jalur pesawat diubah secara manual.

Penyelidik mengatakan dalam laporan setebal 495 halaman bahwa mereka masih belum tahu mengapa pesawat itu menghilang, dan menolak untuk mengesampingkan bahwa orang lain selain pilot telah mengalihkan jet tersebut. Dua pertiga penumpang pesawat ini adalah warga Tiongkok, sementara yang lainnya berasal dari Malaysia, Indonesia, Australia, dan tempat lain.

Keluarga penumpang yang hilang dalam penerbangan tersebut terus menuntut jawaban dari pihak berwenang Malaysia.

(sym/fem)

Membagikan
Exit mobile version