Rabu, Oktober 2


Jakarta

Malaysia menjadi favorit wisatawan muslim. Negeri Jiran menyambut 4,5 juta wisatawan atau turis muslim sepanjang 2023.

Dikutip dari VN Express, Selasa (1/10/2024) jumlah kunjungan tersebut membuat Malaysia bisa meraup USD 3,5 miliar atau sekitar Rp 53 triliun dari sektor wisata.

Direktur Jenderal Pusat Wisata Islam (ITC), Nirzan Nordin, angka-angka tersebut membuktikan bahwa industri pariwisata dan perhotelan yang ramah muslim memiliki potensi luar baisa besar di Malaysia.


Untuk mendukung promosi sektor tersebut, ITC memberikan Jaminan dan Pengakuan Pariwisata dan Perhotelan Ramah Muslim untuk akomodasi serta sertifikasi bagi sekitar 220 pemandu wisata ramah muslim.

Melalui diskusi dengan pakar industri, ITC bertujuan untuk memanfaatkan peluang dan memperoleh pemahaman lebih jauh untuk mengembangkan standardisasi yang sesuai dengan wisatawan muslim. Hal ini guna mendukung layanan pariwisata ramah muslim yang khas.

Terkait penciptaan jaringan hotel dan restoran yang memenuhi persyaratan wisatawan muslim, Kementerian Pariwisata, Seni, dan Budaya (MOTAC) Malaysia bermaksud memperkuat hubungan dengan negara-negara Organisasi Kerja Sama Islam (OKI) dalam mempromosikan ekosistem pariwisata ramah muslim di Malaysia.

Wakil Menteri Pariwisata, Seni, dan Budaya Malaysia, Khairul Firdaus Akbar Khan mengatakan kerja sama yang erat dengan OKI akan sangat bermanfaat, mengingat organisasi tersebut memiliki potensi besar dalam menarik lebih banyak wisatawan muslim ke Malaysia.

Ia menegaskan jika Malaysia tidak memperhatikan potensi pariwisata ramah muslim, mereka akan kehilangan peluang yang sangat besar. Populasi muslim global mencapai 2 miliar. Sebanyak 1,1 miliar populasi tinggal di negara-negara anggota OKI, mencakup 57 negara yang mayoritas penduduknya adalah muslim.

Di negara-negara Asia Tenggara saja ada sebanyak 255 juta penduduk muslim, di samping 350 juta muslim lainnya yang hidup sebagai minoritas di belahan bumi lain.

Berdasarkan data Indeks Perjalanan Muslim Global, Indonesia menduduki posisi yang sama dengan Malaysia, yakni di peringkat pertama sebagai negara destinasi ramah muslim di dunia pada 2023.Malaysia merupakan salah satu negara kompetitor yang kuat dalam hal pariwisata ramah muslim.

Mastercard dan Crescent Rating (Indeks Perjalanan Muslim Global) memperkirakan bahwa pada tahun 2028, pasar perjalanan akan dipimpin oleh 230 juta muslim, yang menghasilkan pengeluaran sebesar USD 225 miliar.

Ini seharusnya menjadi peluang bagi Indonesia menggenjot pariwisata ramah muslim demi menghasilkan pemasukan lebih banyak dari turis muslim mancanegara yang berkunjung.

(fem/fem)

Membagikan
Exit mobile version