Bogor –
Selama ini daging ayam kampung kerap dirasa lebih keras atau alot ketimbang ayam broiler. Namun di Ayam Kampung Guling (AKG) Aisyah citra itu terpatahkan.
Berawal dari hobi kulineran dan mengeksplor masakan-masakan unik dan otentik, Andi Ichsan Harun memberanikan diri membuka resto AKG Aisyah di kawasan Cibubur. Tepatnya di Jl Alternatif Cibubur Nagrak pada Agustus 2022. Namun sejak beberapa waktu lalu, AKG Aisyah dipindah ke Jalan Gn Putri No108, Ciangsana – Kabupaten Bogor yang lebih luas.
Sebelumnya, Sarjana Ekonomi bidang Promosi dan Pemasaran itu bekerja sebagai staf keuangan salah satu perusahaan tower terbesar di tanah air. Dia sengaja memilih usaha kuliner jenis ayam kampung karena dinilainya lebih sehat dibandingkan dengan ayam broiler.
Soal brand Aisyah diambil dari nama sang istri sebagai pewaris aneka bumbu racikan menu yang dibuat orang tuanya sejak 1997.
Ayam kampung yang sudah dilumuri bumbu dipanggang selama 20 menit Foto: AKG Aisyah
|
“Saya sengaja pilih ayam kampung itu karena lebih sehat. Dia rendah lemak dan teksturnya lebih padat protein,” kata Ichsan kepada detikfood, Senin (23/12/2024).
Dengan metode pemanggangan diguling-guling melalui alat sederhana yang didesain sedemikian rupa, tingkat kematangan daging jadi lebih merata. Juga tidak ada yang gosong. Di sisi lain, bumbu meresap ke segenap pori-pori daging yang empuk hingga ke tulang.
Ichsan mengaku membeli alat panggang dari Denpasar, Bali. “Alat itu modifikasi dari konsep kambing guling,” ujarnya.
Dari pengamatan detikfood di dapur AKG, ayam yang sudah bersih dari bulu dan dikeluarkan segenap jeroannya lalu diolesi bumbu rempah-rempah secara merata. Agar bumbu meresap, daging ditusuk-tusuk dengan alat khusus.
Selanjutnya diguling-guling secara otomatis di atas bara selama 20 menit. Sebelum disantap, ayam yang sudah dipanggang bisa dipotong menjadi empat, enam, atau delapan bagian tergantung permintaan.
|
Untuk melengkapi menu ayam, tersedia sayur asem, tumis kangkung dan tumis toge. Nasi putih, nasi merah, nasi tutug oncom, hingga nasi goreng.
Detikfood membuktikan kelezatan AKG sepekan sebelumnya. Kami memesan satu ayam guling utuh seharga Rp 130 ribu. Ternyata benar, saat tersaji dagingnya benar-benar empuk dan bumbunya meresap nikmat. Bahkan yang punya masalah dengan gigi tak harus kerepotan mengunyah.
Karena sudah kaya bumbu rempah, idealnya daging ayam cukup disantap dengan nasi putih dan lalapan. Siang itu kami keliru dengan memilih nasi tutug oncom. Akibatnya rasa ayam dan nasi tutug menjadi tabrakan sehingga cukup mengganggu selera. Apalagi nasi tutugnya terlalu berminyak.
Hal lain yang menurut saya agak kurang adalah sambalnya yang tidak pedas-menyengat. AKG menyiapkan sekitar enam jenis sambal, seperti sambel petai, sambel matah, sambel cabai ijo, dan sambel terasi.
Tapi soal sambal tentu saja sangat subjektif. Buktinya istri dan anak saya malah mengaku cocok karena bisa mengunyah dengan tukmaninah, tanpa kepedasan.
|
Untuk mengolah menu-menu di restonya, Ichsan melibatkan seorang koki yang pernah bertahun-tahun bekerja di hotel bintang 3 di Jakarta. Selain ayam kampung guling, AKG juga menyiapkan menu ayam goreng kampung manis gurih dengan cita rasa otentik. Bahkan ke depannya dia juga akan menyiapkan menu dari ayam broiler dan bebek. Pilihan ini mungkin untuk melayani permintaan konsumen yang ingin harga lebih bersaing.
Soal pasokan ayam, Ichsan mengaku tak terlalu cemas akan kekurangan. Dia sudah lama menjalin relasi dengan masyarakat di Parung yang memelihara ayam kampung dalam jumlah banyak sehingga pasokan harian aman dan harga kosisten, stabil.
“Bagi kami tidak ada masalah dan kami siap melayani pesanan ayam kampung sampai ratusan ekor perhari,” ujarnya optimistis.
Selain disantap di restonya yang luas dan asri, menu-menu di AKG dapat dibeli secara daring. Juga tersedia menu paketan dengan harga rata-rata antara Rp 35-55 ribu. Khusus menyambut malam tahun baru 2025, AKG Aisyah memberikan diskon 20% untuk beberapa menu andalannya.
(raf/odi)