Selasa, November 5

Jakarta

Seorang mahasiswa (20) meninggal dunia 10 jam setelah memakan spaghetti yang dibuat lima hari lalu. Diketahui bahwa korban asal Belgia itu sudah biasa menyiapkan makanan untuk seminggu pada hari Minggu untuk menghemat waktu dan uang.

Melansir IFLScience, sebelumnya dia merebus pasta dan menyiapkannya di Tupperware untuk dimakan selama satu minggu. Saat akan memakannya, dia bakal menambahkan saus dan memanaskannya. Untuk penyimpanannya, mahasiswa yang tidak diketahui namanya itu meninggalkan pasta tersebut di dapur pada suhu ruangan.

Menurut studi kasus di Journal of Clinical Microbiology, mahasiwa itu merasakan ada yang aneh dengan saus tomat yang dia masukkan ke dalam spaghetti. Kendati demikian, dia tetap memakan semuanya dan pergi berolahraga.


Dalam waktu 30 menit setelah makan pasta, dia mengalami sakit perut yang hebat, mual, dan sakit kepala. Setelah kembali ke rumah, ia langsung mengalami diare cair yang hebat dan muntah-muntah, namun tidak mencari pertolongan medis. Dia memilih untuk tinggal di rumahnya, lebih banyak minum air, serta mencoba untuk tidur.

Keesokan paginya orang tuanya khawatir ketika dia tidak bangun dari tempat tidur untuk kuliah. Ketika mereka masuk untuk memeriksanya pada jam 11.00, dia sudah meninggal.

Hasil autopsi

Pemeriksaan terhadap tubuh korban mengungkapkan bahwa dia meninggal pada pukul 04.00, kira-kira 10 jam setelah dia makan spaghetti. Tubuhnya diautopsi, sementara sampel pasta dan saus pasta dikirim ke Laboratory for Food-borne Outbreaks (NRLFO) untuk dianalisis.

Autopsi menunjukkan adanya nekrosis hati, yang menunjukkan bahwa hatinya telah mati. Ada juga kemungkinan tanda-tanda pankreatitis akut. Hasil usapan tinja menunjukkan adanya Bacillus cereus. Ini adalah bakteri yang sama dengan yang bertanggung jawab atas ‘sindrom nasi goreng’, keracunan makanan yang biasanya disebabkan oleh membiarkan hidangan nasi goreng pada suhu ruangan selama beberapa jam.

Sampel makanannya yang dikirim ke NRLFO mengungkap adanya kandungan Bacillus cereus dalam jumlah besar. Hal ini membenarkan bahwa pasta tersebut adalah penyebab penyakitnya, yang akhirnya menyebabkan kematiannya.

Keracunan Bacillus cereus sangat umum terjadi. Pada tahun 2003 sebuah keluarga mengalami sakit parah karena keracunan makanan yang berhubungan dengan Bacillus cereus setelah makan salad pasta berumur 8 hari saat piknik. Kelima anaknya memerlukan intervensi medis dan perawatan intensif, sedangkan anak perempuan bungsu, berusia 7 tahun, meninggal karena gagal liver.

Simak Video “Ahli Sebut Lonjakan Infeksi Bakteri Strep A di Jepang Tak Akan Picu Pandemi
[Gambas:Video 20detik]

(ask/rns)

Membagikan
Exit mobile version