Selasa, Desember 3


Jakarta

Kemacetan Jakarta ditaksir menimbulkan kerugian hingga ratusan triliun. Kok bisa?

Kemacetan di Jakarta menjadi salah satu masalah pelik yang belum juga terselesaikan. Meski sudah ada ragam upaya dilakukan, nyatanya belum cukup untuk mengatasi kemacetan di Jakarta. Lebih lagi, kemacetan Jakarta ini membuat kerugian negara yang cukup besar. Jumlahnya pun cukup signifikan yakni mencapai ratusan triliun per tahun.

“Satu tahun kurang lebih Rp100 triliun, satu tahun di Kota Jakarta kerugiannya Rp100 triliun,” ungkap Direktur Keamanan dan Keselamatan Korlantas Polri Brigjen Bakharuddin dikutip laman Divisi Humas Polri.


Bakharuddin menjelaskan, kerugian itu salah satunya berkaitan dengan masalah kesehatan. Ini disebabkan polusi udara yang juga meningkat seiring dengan kemacetan Jakarta. Bakharuddin mencontohkan saat masih menjabat di Polda Metro Jaya, anggota Polantas yang bertugas harus bolak-balik mengecek kesehatannya.

“Kita setiap minggunya anggota lalu lintas yang di jalanan itu kita cek kesehatannya, luar biasa. Dampak paru-parunya, dampak dari ginjalnya dan sebagainya, cuci darah,” katanya.

Sebelumnya, Kepala Unit Pengelola Sistem Jalan Berbayar Elekronik (SPBE) Dinas Perhubungan Jakarta Zulkifli juga sempat menyampaikan kerugian hingga ratusan triliun akibat kemacetan. Menurutnya, kerugian Rp 100 triliun itu paling besar didominasi kerugian kesehatan dan waktu hingga Rp 60 triliun.

Sisanya, ungkap Zulkifli, kerugian terjadi pada biaya operasi kendaraan termasuk biaya bahan bakar yang terbuang karena kendaraan menyala di tengah kemacetan. Jumlahnya bisa mencapai Rp 40 triliun.

“Kerugian Rp 100 triliun itu terdiri dari Rp 40 triliun dari biaya operasi, misalkan bahan bakar, oli, dan lain-lain. Nah yang Rp 60 triliun itu dari travel time, dan juga potensi polusi udara, itu dihitung jadi Rp 60 triliun,” kata Zulkifli pada Agustus 2024.

(dry/rgr)

Membagikan
Exit mobile version