Minggu, September 29


Jakarta

Berlari kerap menjadi pilihan utama masyarakat untuk berolahraga. Selain mudah untuk dilakukan, berlari juga bisa dibilang menjadi salah satu olahraga paling ‘murah’

Salah satu masalah yang tak jarang ditemui setelah atau ketika berlari adalah rasa nyeri di lutut. Kondisi ini umumnya dialami oleh pelari pemula yang jarang atau mau mulai berolahraga.

Spesialis orthopedi Siloam Hospital Dr dr John CP Butarbutar, SpOT mengatakan bahwa cedera lutut yang dialami ketika berlari tidak mesti diakibatkan oleh teknik yang salah. Menurutnya faktor utama dari munculnya cedera lutut adalah intensitas berlari yang terlalu tinggi.


Baik itu dari segi jarak yang ditempuh, maupun kecepatan lari yang dilakukan.

“Biasanya tuh karena terlalu berlebihan atau terlalu cepat apalagi kalau memang misalnya orangnya itu yang lari pemula. Jadi antara dua kondisi itu atau kilonya (jarak) terlalu banyak juga buat dia,” kata dr John ketika berbincang dengan detikcom, Rabu (19/6/2024).

Menurut dr John, ada baiknya pelari memperhatikan intensitas latihan yang akan dilakukan, khususnya pada pelari pemula. Ia berkata bahwa metode latihan secara gradual lebih dianjurkan.

Metode ini dilakukan dengan cara menyesuaikan intensitas latihan dengan kemampuan seseorang. Hal ini akan memudahkan pelari pemula untuk beradaptasi dan meningkatkan intensitas secara perlahan.

dr John menyarankan masyarakat bisa menggunakan aplikasi khusus untuk mengukur denyut jantung. Langkah ini penting untuk menakar seberapa besar intensitas olahraga yang sudah dilakukan.

“Jadi sekarang itu enaknya zaman canggih setiap kita olahraga itu biasanya ada anjuran untuk istirahat. Dari situ dulu yang basic,” katanya.

“Kalau kita dianjurkan istirahat tiga hari, berarti hari itu (olahraganya) too much. Kalau (istirahat) dianjurkan kurang dari 24 jam berarti hari itu cukup ringan,” tandas dr John.

(avk/naf)

Membagikan
Exit mobile version