Sabtu, Oktober 5


Jakarta

Peneliti Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) menemukan lukisan cadas tertua di Indonesia dan dunia. Menjadi bukti bahwa lebih dari 50.000 tahun lalu manusia di Nusantara sudah dapat berkomunikasi melalui gambar yang bercerita.

Lukisan cadas kuno itu ditemukan di goa kapur Leang Karampuang, Maros-Pangkep, Sulawesi Selatan. Lukisan tersebut menggambarkan tiga manusia sedang mengelilingi seekor babi hutan.

Berdasarkan penelitian terbaru, lukisan berwarna merah itu telah berusia 51.200 tahun. Dengan usia itu, lukisan tersebut menjadi gambar hias gua tertua di dunia sekaligus narasi seni paling awal yang pernah ditemukan dan diteliti.


Tim penelitian itu diketuai oleh Adhi Agus Oktaviana, ahli seni cadas Indonesia dari BRIN, dan mahasiswa PhD di Griffith Centre for Social and Cultural Research (GCSCR). Dalam menentukan umur lukisan gua tersebut, tim penelitian menggunakan metode analisis mutakhir melalui ablasi laser U-series (LA-U-series) agar pertanggalan lebih akurat.

“Hasil yang kami peroleh ini sangat mengejutkan karena belum ada karya seni dari zaman Es Eropa yang terkenal yang umurnya mendekati umur lukisan gua Sulawesi ini, walau ada pengecualian pada beberapa temuan kontroversial di Spanyol. Penemuan ini merupakan seni cadas pertama di Indonesia yang umurnya melampaui 50.000 tahun,” kata Adhi dalam siaran pers kepada detikTravel dan dikutip Jumat (4/7/2024).

Penemuan Adhi dan tim Griffith University itu menunjukkan gambar cadas di Nusantara lebih kompleks dibandingkan dengan pemikiran sebelumnya. Lukisan itu juga menunjukkan bahwa lebih dari 50.000 tahun lalu manusia di Nusantara sudah dapat berkomunikasi melalui gambar yang bercerita.

“Namun karena kata-kata tidak bisa menjadi fosil batu maka yang tertinggal hanyalah penggambaran dalam bentuk seni. Temuan di Sulawesi ini adalah bukti tertua yang bisa diketahui dari sudut pandang arkeologi,” kata Adhi.

Tim peneliti juga melakukan penanggalan ulang pada lukisan goa di situs Leang Bulu Sipong 4 yang juga terletak di Maros-Pangkep. Berdasarkan hasil penanggalan sebelumnya, lukisan itu berusia 44.000 tahun. Namun, melalui metode terbaru, gambar cadas itu berusia 4.000 tahun lebih tua, yaitu 48.000 tahun.

Lukisan di Leang Bulu Sipong 4 menggambarkan dua adegan perburuan. Pertama, perburuan babi yang dilakukan dengan cara merunduk. Kedua, perburuan anoa secara beramai-ramai yang dilakukan oleh beberapa therianthropes, makhluk mitologi berupa setengah manusia dan setengah hewan.

Profesor Adam Brumm dari Griffith’s Australian Research Centre for Human Evolution(ARCHE), yang turut serta dalam penelitian itu, menyatakan bahwa seni hias gua dari Leang Karampuang dan Leang Bulu’ Sipong 4 memberikan pemahaman baru terhadap budaya bercerita dalam kaitannya dengan sejarah seni.

“Perlu diingat bahwa lukisan cadas tertua yang kami temukan di Sulawesi ini terdiri atas beberapa adegan yang bisa dikenali dengan mudah, yaitu penggambaran interaksi manusia dan hewan yang bisa ditafsirkan bahwa seniman pembuatnya berusaha untuk berkomunikasi secara naratif,” kata Brumm.

Berum juga menyatakan penemuan itu menegaskan bahwa lukisan gua figurative awal tidak hanya terdiri atas panel individual tanpa memperlihatkan adegan yang jelas.

Selain di Sulsel, lukisan goa juga ditemukan di sejumlah daerah di Tanah Air. Gambar cadas di kawasan karst Sangkulirang-Mangkalihat, Kalimantan Timur, berusia setidaknya 40.000 tahun. Di sana terdapat gambar telapak tangan dan beberapa binatang, seperti banteng, trenggiling, dan tapir.

Seni cadas juga ditemui di Misool, Kabupaten Raja Ampat, Papua Barat Daya. Selain cap tangan, ada juga gambar menyerupai binatang laut, di antaranya ikan, lumba-lumba, dan teripang.

(fem/fem)

Membagikan
Exit mobile version