Sabtu, September 14


Jakarta

Menkomarves Luhut Binsar Pandjaitan menyebut tiket pesawat di Indonesia termasuk yang termahal kedua setelah Brasil. Lantas, apa kata maskapai?

Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan mengatakan, harga tiket pesawat yang tinggi diakibatkan pulihnya aktivitas penerbangan pasca pandemi COVID-19.

Pada tahun ini, diproyeksi ada 4,7 miliar penumpang secara global atau naik sebanyak 200 juta jika dibandingkan tahun 2019.


“Harga tiket penerbangan yang cukup tinggi dikeluhkan oleh banyak orang akhir-akhir ini, penyebabnya karena aktivitas penerbangan global yang telah 90 persen pulih dibandingkan dengan situasi sebelum pandemi. Berdasarkan data IATA, pada 2024 akan ada 4,7 miliar penumpang global atau 200 juta penumpang lebih banyak daripada 2019,” kata Luhut dikutip dari Instagramnya, Kamis (11/7).

Luhut bahkan menyebut, tiket pesawat di Indonesia termahal kedua di antara negara berpenduduk tinggi setelah Brasil.

“Dibandingkan dengan negara-negara ASEAN dan negara berpenduduk tinggi, harga tiket penerbangan Indonesia jadi yang termahal kedua setelah Brasil,” katanya.

Mahalnya harga tiket pesawat memang dikeluhkan banyak wisatawan. Namun, hal ini tidak menjadi masalah bagi Pelita Air, sebab mereka sudah menaati batasan dari regulasi pemerintah yaitu Tarif Batas Atas (TBA).

“Sebagai medium services, Pelita Air hanya boleh jual 90% dari TBA (Tarif Batas Atas). Saat ini untuk Pelita Air sudah cukup baik. Sejauh ini, Pelita Air adalah airline yang sudah cukup tertib dan sudah mengikuti aturan yang diberikan oleh pemerintah.” ujar Asa Perkasa, Direktur Commercial PT Pelita Air Services di acara peluncuran Highspender & PASflix pada Kamis (11/7), seperti dikutip Selasa (16/7/2024).

Pelita Air saat ini termasuk ke dalam maskapai dengan layanan medium service berdasarkan Peraturan Menteri Perhubungan Republik Indonesia No. 185 Tahun 2015.

Maskapai ini akan memberikan pelayanan dengan standar menengah dengan beberapa fasilitas, meliputi gratis bagasi hingga 20kg, gratis meals on board, tersedia fitur layanan hiburan PASflix, dan ruang kaki yang luas.

Meski harga tiket pesawat mahal, tapi Asa Perkasa menyebut pertumbuhan Pelita Air saat ini lebih meningkat dibanding tahun sebelumnya.

“Cukup menggembirakan untuk Pelita Air. Dengan 11 pesawat, saat ini rata-rata penumpang di atas 80%, jadi pertumbuhan cukup bagus. Walaupun kemarin sempat mengalami low season di bulan Januari-Maret yang biasanya low factor-nya rendah, tapi kita masih bisa di atas 80%,” pungkas Asa.

(wsw/wsw)

Membagikan
Exit mobile version