Jumat, Oktober 18

Jakarta

Penelitian terbaru berhasil mengonfirmasi tempat peristirahatan terakhir Christopher Columbus. Asal usul etnis Columbus juga terungkap, meskipun belum dibuka kepada publik.

Sisa-sisa jenazah yang disimpan di dalam peti mewah di Katedral Seville, di Sevilla, Spanyol, dipastikan milik sang penjelajah kontroversial. Demikian menurut ahli forensik José Antonio Lorente.

Tim ilmuwan dari Universitas Granada berhasil mengidentifikasi jenazah Columbus melalui sampel DNA yang diambil dari anaknya, Fernando, dan salah satu saudara laki-lakinya.


“Dengan teknologi terbaru, teori sebelumnya bahwa jenazah di Seville adalah milik Christopher Columbus kini telah terkonfirmasi secara pasti,” ujar Lorente dalam konferensi pers.

Columbus meninggal di Spanyol pada tahun 1506 dan dimakamkan di pulau Hispaniola, yang sekarang menjadi Haiti dan Republik Dominika. Jenazahnya dilaporkan dipindahkan ke sana pada tahun 1542, lalu dibawa ke Kuba pada tahun 1795, dan akhirnya ke Seville pada tahun 1898 setelah Spanyol kehilangan kontrol atas Kuba akibat Perang Spanyol-Amerika.

Selama bertahun-tahun, para ahli memperdebatkan apakah seluruh jenazah Columbus benar-benar dipindahkan ke Seville atau ada sebagian yang tetap berada di Republik Dominika.

Pada tahun 1877, sebuah kotak timah berisi fragmen tulang yang tidak lengkap, ditemukan di Katedral Santo Domingo di Republik Dominika, dan diberi label sebagai jenazah Columbus. Jenazah tersebut kini disimpan di Mercusuar Columbus di Santo Domingo Este.

Lorente juga menyebut bahwa fragmen tulang di Seville tidak lengkap, sehingga masih mungkin bahwa sisa-sisa yang ada di Republik Dominika juga milik Columbus. Namun, belum ada informasi apakah akan dilakukan pengujian terhadap jenazah yang ada di Republik Dominika.

Terkait asal usul genetik Columbus, Lorente menolak memberikan informasi lebih lanjut. Meskipun Columbus berlayar atas nama Spanyol pada tahun 1492, banyak sejarawan yang meragukan cerita bahwa dia berasal dari Genoa, Italia.

Beberapa ahli menyebut Columbus mungkin keturunan Yahudi Spanyol, Yunani, Basque, atau Portugis. Temuan lengkap mengenai asal usul genetik Columbus akan diungkap dalam sebuah dokumenter berjudul ‘Columbus DNA: The True Origin,’ yang akan tayang di stasiun TV nasional Spanyol, TVE.

Meski Columbus dihormati dengan hari libur nasional di AS setiap Senin kedua bulan Oktober, perayaannya menimbulkan kontroversi. Dahulu, ia dipuji karena ‘menemukan Amerika,’ tetapi sejarawan sekarang mengoreksi bahwa Columbus hanya mencapai Bahama dan wilayah Karibia lainnya, bukan daratan AS.

Kritikus juga menyoroti bahwa Columbus memaksa penduduk asli bekerja sebagai budak dan menyebarkan penyakit yang menghancurkan populasi mereka.

Sebagian warga keturunan Italia-Amerika tetap menganggap eksplorasi berani Columbus membuka jalan bagi penjajahan Eropa di benua Amerika dan layak dirayakan. Sebagai upaya menyeimbangkan kedua pandangan ini, Amerika Serikat kini juga merayakan Indigenous Peoples Day pada hari yang sama dengan Hari Columbus.

*Artikel ini ditulis oleh Dita Aliccia Armadani, peserta Program Magang Bersertifikat Kampus Merdeka di detikcom.

(fay/fyk)

Membagikan
Exit mobile version