Jakarta –
Lion Air Group dan 16 institusi pendidikan melakukan penandatangan Memorandum of Understanding (MoU) soal penyediaan lapangan kerja. MoU itu meliputi penyediaan kesempatan lapangan kerja hingga pelatihan sebagai entrepreneur dari Lion Air Group.
Penandatanganan dilakukan langsung oleh Presiden Direktur Lion Air Group Daniel Putut Kuncoro Adi dengan perwakilan dari 11 institusi pendidikan tersebut serta disaksikan langsung oleh Presiden Komisaris Lion Air Group Rusdi Kirana di Lion Air City Balaraja, Tangerang, Rabu (20/3/2024).
Presiden Komisaris Lion Air Group Rusdi Kirana menjelaskan keluaran dari MoU tersebut bukan hanya untuk menyediakan lapangan kerja bagi lulusan kampus, tetapi juga menjadikannya sebagai entrepreneur untuk ke depannya.
“Bukan hanya soal rekrutmen untuk karyawan, kita mengharapkan ke depan adalah karyawan bekerja tidak hanya toh sebagai karyawan, tapi juga (kita berikan) pelatihan sebagai entrepreneur,” ujar Rusdi.
“Selama dia kerja (setelah lulus) dari kampus, 20 tahun sampai 40 tahun, perusahaan akan menyisihkan (uang) untuk ditabung sehingga uang tabungan itu diberikan si karyawan untuk (modal) menjadi entrepreneur,” imbuhnya.
Rusdi Kirana dan Daniel Putut Kuncoro Foto: detikcom/Weka Kanaka
|
Dengan begitu, kata Rusdi, karyawan akan merasa tidak dieksploitasi oleh perusahaan karena mendapat bekal untuk masa depannya.
“Dengan harapan si karyawan merasa tidak dieksploitasi dan perusahaan punya karyawan yang memiliki harapan ke depan, dan itu yang menjadi proyeksi ke depan selanjutnya. Dengan kata lain, lulus kuliah, usia 40, dilatih menjadi entrepreneur, dia mendapat uang tabungan, jadi pengusaha,” ujar Rusdi.
Menurut pendiri Lion Air Group tersebut, mempersiapkan sumber daya manusia menjadi entrepreneur memberi efek yang lebih dari sekarang menyiapkan lapangan tenaga kerja. Sebab kelahiran entrepreneur tersebut juga akan lebih banyak menciptakan lapangan kerja lainnya.
“Kurang lebih 16 (kampus) per hari ini, harus dan saya yakin banyak kampus menginginkan, karena nggak mungkin siswa-siswi lulus harus nyari kerja, kampus bertanggung jawab mencari pekerjaan untuk mereka. Dan kami sebagai praktisi, harus berkontribusi pada negara, bagaimana tidak hanya memberikan lapangan pekerjaan, tapi menciptakan entrepreneur untuk mereka menciptakan lapangan kerja, itu lebih multi-effect,” pungkasnya.
(ncm/ega)