Selasa, November 26


Jakarta

Pelaksana Tugas (Plt) Direktur Utama Badan Pelaksana Otorita Labuan Bajo Flores (BPOLBF), Frans Teguh, mengingatkan wisatawan dan masyarakat mengenai potensi cuaca ekstrem di Labuan Bajo, Flores, dan sekitarnya selama liburan Natal 2024 dan Tahun Baru 2025 (Nataru). Peringatan diberikan dalam merespons imbauan Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) untuk mewaspadai potensi cuaca ekstrem selama Nataru.

“Mengimbau seluruh wisatawan dan masyarakat untuk selalu waspada dan berhati-hati dalam beraktivitas di tengah potensi cuaca ekstrem dan bencana,” kata Frans, Senin (25/11/2024).

Frans menyampaikan beberapa imbauan untuk menghadapi potensi cuaca ekstrem di kawasan destinasi wisata Labuan Bajo Flores dan sekitarnya. Pertama, koordinasi lintas stakeholder untuk memberikan informasi terbaru mengenai potensi cuaca ekstrem dan bencana alam di kawasan wisata Labuan Bajo Flores dan sekitarnya menjelang masa libur panjang Nataru.


“Para wisatawan diharapkan untuk memperhatikan peringatan cuaca yang diberikan oleh pihak berwenang demi keselamatan bersama sebelum merencanakan aktivitas wisata,” ujar Frans.

Kedua, peningkatan upaya mitigasi di seluruh kawasan destinasi. Sebagai bentuk antisipasi, seluruh stakeholder kepariwisataan akan bekerja sama dalam meningkatkan upaya mitigasi di seluruh kawasan wisata yang rawan, terutama guna memperkuat resiliensi destinasi dalam menghadapi potensi cuaca ekstrem dan bencana alam.

“Langkah-langkah mitigasi ini diharapkan dapat mengurangi risiko yang ada dan memastikan kelancaran aktivitas pariwisata selama libur panjang,” jelas Frans.

Ketiga, mengimbau wisatawan dan masyarakat untuk selalu waspada dan berhati-hati dalam beraktivitas di tengah potensi cuaca ekstrem dan bencana. Wisatawan diminta untuk mematuhi arahan petugas setempat dan menghindari daerah-daerah yang rawan terdampak bencana.

“Keamanan dan keselamatan adalah prioritas utama sehingga diharapkan semua pihak dapat bekerja sama untuk menjaga keselamatan bersama,” kata Frans.

Frans mengatakan akan terus berkoordinasi dan bekerja sama BMKG Manggarai Barat, Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Manggarai Barat, Kantor Kesyahbandaran dan Otoritas Pelabuhan (KSOP) Kelas III Labuan Bajo, Dinas Perhubungan Kabupaten Manggarai Barat serta stakeholders terkait untuk memastikan informasi terkait cuaca ekstrem dan potensi bencana alam akan terus diperbarui dan dapat diakses oleh seluruh pihak yang berkepentingan.

Sebelumnya, BMKG telah mengeluarkan imbauan terkait potensi cuaca ekstrem selama periode Nataru. Kepala BMKG Dwikorita Karnawati meminta masyarakat mewaspadai potensi cuaca ekstrem tersebut.

Kondisi tersebut, kata dia, dipicu oleh sejumlah faktor. Diantaranya, fenomena La Nina yang mengakibatkan potensi penambahan curah hujan hingga 20-40 persen. Fenomena ini akan berlangsung mulai akhir 2024 hingga setidaknya April 2025.

Baca artikel selengkapnya di detikbali

(sym/sym)

Membagikan
Exit mobile version