Sabtu, Maret 15


Badung

Garuda Wisnu Kencana (GWK) menjadi destinasi favorit wisatawan di libur lebaran. Jumlah pengunjung di GWK mengalami peningkatan sampai dua kali lipat.

Leli Sri Siswandi (52), asal Malang, adalah salah satu wisatawan domestik yang memilih menghabiskan libur Lebaran bersama keluarga besarnya di GWK. Dia sengaja memilih GWK untuk memuaskan rasa penasaran terhadap GWK sebagai ikon Pulau Dewata.

“Karena sekarang trademark-nya Bali itu (patung GWK). Katanya bagus dan saya lihat sempat viral di medsos,” kata Leli saat ditemui detikBali di Museum Ogoh-ogoh Mini, GWK, Kamis (11/4/2024).


Leli mengaku spontanitas saja berkunjung ke GWK. Dia mengingat kunjungan pertamanya di GWK sekitar satu dekade lalu. Saat itu, patung GWK masih berupa potongan lempengan tembaga yang belum disusun.

Kini, Leli sudah memuaskan rasa penasarannya sejak gedung dan patung GWK mulai dibangun pada 2013 itu.

“Dulu saya pernah ke sini. Tapi (patung GWK) belum jadi waktu itu. Nah, sekarang ke sini mumpung ada kesempatan,” kata Leli.

Leli adalah satu dari rerata 6 ribu pengunjung yang memadati GWK selama libur Idul Fitri 1445 Hijriah. Jumlah rerata pengunjung taman budaya tersebut terbilang tinggi dibanding hari biasa yang rata-rata 3 ribu orang per hari.

“Mayoritas wisatawan domestik. Komposisinya 80 persen. Sisanya, turis asing,” kata Operation Director GWK Cultural Park Stefanus Yonathan Astayasa.

Stefanus mengatakan patung GWK masih menjadi destinasi paling favorit para pengunjung. Sebab, patung GWK menjadi titik destinasi tur terakhir setelah melewati sejumlah tempat.

“Faktor (lonjakan pengunjung) karena libur Lebaran. Selain itu kami juga punya spot baru yakni Jembatan Titian Garuda. Itu dibangun sejak 14 Februari 2024. Mulai jadi primadona di GWK,” kata Stefanus.

Untuk diketahui, kawasan GWK punya banyak lokasi yang menggambarkan mitologi dan budaya Bali. Mulai dari Plaza Kura-Kura, Patung Dewa Wisnu, sumber mata air di Somaka Giri, Garuda Sineloka, Lotus Pond, Amphiteater yang menampilkan Tari Kebyar Terompong, dan lainnya.

“Kami juga menambah luas area parkir, jumlah petugas di tiap titik layanan, dan menata skema keluar masuk pengunjung. Area parkir yang tadinya hanya 500 kendaraan, kami tambah jadi 1000,” ujar Stefanus.

****

Baca artikel selanjutnya di sini.

(bnl/fem)

Membagikan
Exit mobile version