Rabu, Oktober 23

Jakarta

Death Valley atau Lembah Kematian di California, Amerika Serikat, memang sangat panas, bahkan kadang mencatatkan rekor suhu tertinggi. Belum lama ini, seorang pemotor meninggal dunia di area itu dan seorang lainnya harus dirawat di rumah sakit.

Penyababnya, mereka terpapar suhu sangat panas saat touring di Death Valley. Dikutip detikINET dari NBC, identitas korban tidak diungkap oleh otoritas, demikian pula kondisi pemotor lainnya yang harus dirawat.

Menurut Penjaga Taman Nasional Nichole L. Andler, empat orang lainnya dalam kelompok pengendara yang sama dirawat di lokasi kejadian. Kenam orang tersebut berkendara di dekat Badwater Basin, sebuah area yang termasuk titik terendah di Amerika Utara.


Layanan Cuaca Nasional AS mencatat suhu tertinggi 53 derajat Celcius di area itu, 1 derajat di atas suhu tertinggi sebelumnya pada 6 Juli. Temperatur yang sangat tinggi itu membahayakan, terlebih lagi pemotor biasanya mengenakan pakaian tebal sehingga pendinginan sangat minim.

Belum lagi helikopter ambulans untuk menolong mereka sukar terbang dalam cuaca panas. “Suhu panas seperti ini adalah ancaman nyata bagi kesehatan Anda,” cetus Mike Reynolds, pengawas Taman Nasional.

“Meskipun ini adalah saat yang sangat menarik untuk mengalami suhu yang memecahkan rekor di Death Valley, kami menyarankan para pengunjung untuk memilih kegiatan mereka dengan hati-hati,” imbuhnya.

Death Valley kini di bawah peringatan panas musim panas yang ekstrem. Pengelola menyarankan pengunjung untuk menghindari pendakian setelah jam 10 pagi dan bersiap menghadapi panas yang mengancam jiwa sehingga harus memastikan pakaian yang aman, tempat berteduh, dan asupan air. Terlebih lagi, sinyal ponsel sering kali tidak ada di Death Valley.

Beberapa pengunjung tidak terpengaruh oleh gelombang panas yang sedang berlangsung. Pengunjung Death Valley, Chris Kinsel, berencana mengambil foto dirinya di samping tanda digital yang menunjukkan suhu saat ini.

“Death Valley selama musim panas selalu menjadi tujuan saya. Hampir sepanjang hidup saya, saya ingin datang ke sini saat musim panas,” kata Kinsel.

(fyk/fay)

Membagikan
Exit mobile version