Senin, Januari 20


Jakarta

TikTok mulai memulihkan layanan bagi pengguna di Amerika Serikat (AS) setelah sempat ditutup sementara. Pada hari minggu waktu setempat, TikTok menyatakan sedang dalam proses memulihkan akses layanan. Perusahaan menyatakan bisa beroperasi kembali berkat Presiden terpilih AS, Donald Trump.

Dikutip dari cbsnews, Senin (20/1/2025), Tiktok mengucapkan terima kasih kepada Donald Trump yang akan dilantik. Trump memang sudah berjanji untuk menyelamatkan TikTok agar bisa kembali beroperasi setelah dirinya dilantik hari ini pukul 12.00 siang waktu setempat, atau pukul 00.00 WIB hari Selasa waktu Indonesia.

“Kami berterima kasih kepada Presiden Trump karena telah memberikan kejelasan dan jaminan yang diperlukan kepada penyedia layanan kami bahwa mereka tidak akan menghadapi hukuman karena menyediakan TikTok bagi lebih dari 170 juta warga Amerika dan memungkinkan lebih dari 7 juta usaha kecil untuk berkembang,” kata TikTok dalam sebuah pernyataan.


“Ini adalah pendirian yang kuat untuk Amandemen Pertama dan menentang penyensoran yang sewenang-wenang. Kami akan bekerja sama dengan Presiden Trump untuk mencari solusi jangka panjang yang akan membuat TikTok tetap berada di Amerika Serikat,” sambung TikTok.

Sementara itu dikutip dari Reuters, layanan TikTok akan kembali dibuka setelah Trump resmi menjabat. Trump menegaskan harus menyelamat TikTok agar bisa kembali diakses oleh masyarakat AS.

“Sejujurnya, kami tidak punya pilihan lain. Kami harus menyelamatkannya,” kata Trump dalam rapat umum menjelang pelantikannya.

Ia juga menyebut akan membentuk kemitraan baru untuk memulihkan aplikasi TikTok yang digunakan oleh 170 juta warga Amerika. Aplikasi ini sempat tak bisa diakses pengguna AS sejak Sabtu malam akibat undang-undang larangan yang berlaku atas alasan keamanan nasional.

Namun, Trump mengumumkan akan memperpanjang waktu penerapan larangan tersebut untuk mencapai kesepakatan yang melindungi keamanan nasional. Keputusan Trump memulihkan TikTok terjadi di tengah hubungan tegang antara AS dan China.

Sebelumnya, Kedutaan Besar China di Washington menuduh AS menggunakan kekuatan negara untuk menekan TikTok. Trump, yang sempat ingin melarang TikTok pada 2020 karena dugaan berbagi data dengan pemerintah China, kini mengakui aplikasi itu berjasa dalam mendekatkan dirinya dengan pemilih muda pada pemilu 2024.

Namun, langkah Trump ini tidak mendapat dukungan penuh dari Partai Republik. Senator Tom Cotton dan Pete Ricketts menegaskan bahwa TikTok hanya bisa kembali jika ByteDance menjualnya dan memutus hubungan dengan China.

Selain TikTok, beberapa aplikasi lain milik ByteDance seperti CapCut dan Lemon8 juga sempat tidak tersedia di toko aplikasi AS. Sementara itu, pengguna yang kehilangan akses TikTok ramai-ramai mencari solusi seperti menggunakan VPN untuk bisa tetap menggunakan aplikasi.

CEO TikTok Shou Zi Chew dijadwalkan menghadiri pelantikan presiden dan rapat umum bersama Trump. Beberapa pihak, termasuk mantan pemilik Los Angeles Dodgers, Frank McCourt, dilaporkan berminat pada potensi bisnis TikTok di AS yang diperkirakan bernilai hingga US$ 50 miliar.

(fdl/ara)

Membagikan
Exit mobile version