
Cianjur –
Larangan study tour yang digaungkan Pemerintah Provinsi Jawa Barat ‘memakan korban’. Kepala SMAN 1 Cianjur dicopot dari jabatannya.
Kepala SMAN 1 Cianjur Agam Supriyanta dinonaktifkan usai mengabaikan larangan study tour oleh pemprov Jabar dan tetap memberangkatkan ratusan siswanya ke Bali.
Dinonaktifkannya Kepala SMAN 1 Cianjur itu disampaikan langsung Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi dalam akun Instagramnya.
Pada video berdurasi 5 menit itu, Dedi menyebutkan pihaknya menerjunkan Inspektorat Daerah Provinsi Jawa Barat ke SMAN 1 Cianjur terkait pemberangkatan ratusan siswa untuk study tour ke Bali.
“Dua hari lalu kita turunkan Inspektorat. Tadi malam sudah diputuskan dan disimpulkan Kepala SMAN 1 Cianjur dinonaktifkan sementara karena kami harus melakukan pendalaman terhadap pengelolaan keuangan di SMAN 1 Cianjur,” kata dia dalam unggahan videonya, Rabu (27/2/2025).
Menurut dia, jika ditemukan kesalahan yang tidak dapat ditoleransi, maka akan diberhentikan secara permanen serta diputuskan kembali menjadi guru biasa di seluruh sekolah di Jawa Barat.
“Itu juga akan terus kami lakukan ke seluruh sekolah di Jawa Barat agar mendapatkan rekomendasi yang objektif,” kata dia.
Dia menyebut langkah yang diambil Pemprov Jabar bertujuan untuk meringankan para orang tua dari beban pembiayaan.
“Pemerintah sudah memberikan subsidi puluhan triliun. Tapi kalau di sekolah masih ada pembebanan biaya yang tinggi maka subsidi tersebut tidak ada maknanya,” kata dia.
Sekda Provinsi Jawa Barat Herman Suryatman, mengatakan penonaktifan Kepala SMAN 1 Cianjur sudah sesuai dengan mekanisme dan ketentuan, yakni berdasarkan hasil pemeriksaan inspektorat daerah.
“Itu berdasarkan pemeriksaan inspektorat. Pak Gubernur juga sudah mencermati, mengikuti mekanisme sesuai ketentuan hukum. Tindaklanjuti sesuai ketentuan. Kita negara hukum harus akuntabel,” kata dia.
Dia menyebut selain SMAN 1 Cianjur, ada sekolah lain di Jawa Barat yang juga sedang diperiksa dengan kasus yang sama.
“Kita dalami semuanya. Kita lihat bobotnya, tindakan yang diberikan sesuai dengan dinamika yang terjadi. Kita ada peraturan tentang disiplin PNS,” kata dia.
Sementara itu, Kepala SMAN 1 Cianjur nonaktif, Agam Supriyanta mengaku jika larangan pemberangkatan study tour muncul setelah para siswa berangkat ke Bali. Adapun edaran sebelumnya hanya bersifat imbauan.
“Kalau sebelumnya sifatnya imbauan sehingga ditafsirkan tetap bisa. Sedangkan larangan oleh Pak Gubernur itu pada 20 Februari, di mana siswa sudah dalam perjalanan. Mereka berangkat pada 18 Februari,” kata dia.
Oleh karena itu, sekitar 300 siswa yang berangkat study tour dengan biaya sekitar Rp 3,5 juta itu tetap melanjutkan kegiatan. “Kalau langsung dipulangkan kan tidak mungkin. Karena sudah di tengah perjalanan,” kata dia.
Agam menuturkan pihaknya siap memberikan penjelasan lebih lanjut ke Pemprov Jawa Barat terkait kegiatan tersebut. “Pada dasarnya kita patuhi dan ikuti arahan dari pimpinan. Kami juga akan memberikan penjelasan lebih lanjut terkait kegiatan study tour ke dinas,” kata dia.
——–
Artikel ini telah naik di detikJabar.
(wsw/wsw)