Senin, September 30


Jakarta

Di Pasar Godean ada kuliner legendaris yang dijajakan sejak 1942. Namanya tahu guling yang merupakan kuliner favorit mendiang presiden Soeharto. Begini racikannya.

Pasar Godean menjadi ‘rumah’ untuk usaha kuliner legendaris bernama Tahu Guling Mbah Joyo Godean. Kini penjualnya sudah memasuki generasi kedua yaitu anak dari Joyo Sudiyono yang bernama Lasirah (72).

Tahu guling sendiri merupakan panganan serupa tahu kupat di Solo atau kupat tahu di Magelang. Bedanya tahu guling tidak ditambah bakwan, tetapi hanya berisi potongan tempe dan tahu.


Racikan tahu guling terdiri dari ketupat, tahu, tempe, kubis, dan tauge. Untuk perasanya adalah kuah yang terbuat dari kecap, gula Jawa, bawang putih, dan irisan daun jeruk nipis.

Tahu Guling Mbah Joyo Godean sehari-hari ditawarkan di los Pasar Godean sementara di Kelurahan Sidoluhur, Godean, Sleman. Lapak milik Mbah Joyo tepat berada di tepian dan menghadap sisi utara.

“Buka awal di Pasar Godean, di dalam pindah-pindah los, terus ini pindah sementara di sini kalau Pasar Godean sudah jadi pindah ke sana lagi. Kalau ibu saya ya sejak 1942, lalu saya dari 1985. Resep asli dari simbok (ibu) dan bapak,” jelasnya ditemui di lapak miliknya, Rabu (19/6/2024).

Tahu Guling Mbah Joyo di Pasar Godean sementara, Sidoluhur, Godean, Sleman, Rabu (19/6/2024). Foto: Dwi Agus/detikJogja

Kepada detikJogja, Lasirah menuturkan dia berjualan sejak 1985. Merupakan generasi kedua penjual tahu guling di Pasar Godean. Awalnya hanya membantu kedua orang tuanya dan akhirnya mewarisi hingga saat ini.

Resep Tahu Guling Mbah Joyo

Untuk resep Mbah Joyo, Lasirah menjamin tetap asli dan alami. Berupa racikan bawang goreng, bawang mentah, garam, cabai dan air kecap. Sementara untuk sayuran menggunakan tauge, kubis, seledri dengan isian tempe, tahu, kupat dan taburan bawang goreng.

“Diulek, bumbunya bawang mentah dan mateng. Kalau pedas ya pakai cabai, gurih ya garam, pedas pakai cabai dan tidak pakai micin, moto atau pengawet,” katanya.

Resep ini memang warisan kedua orang tuanya. Lasirah meyakini tanpa adanya penyedap dan penguat rasa, tahu guling sudah enak. Kuncinya ada pada bumbu siram yang terbuat dari kecap.

Sesuai resep turun-temurun, Lasirah membagi kecap dalam dua toples sekaligus. Terdiri dari kecap dengan rasa manis dan asin. Lasirah akan menyiram sesuai permintaan rasa dari pembelinya.

“Kecap juga bikin sendiri, dari gula aren, tidak pakai kecap botolan. Bumbunya ditambah jahe, serai, laos, jeruk purut,” ujarnya.

detikJogja sempat menjajal tahu guling racikan Mbah Joyo. Rasa gurih khas bawang goreng mendominasi kuah kecap. Ditambah cabai rawit yang diulek kasar menambah rasa pedas. Rasa yang dihasilkan seimbang karena tak menggunakan penyedap rasa.

Langganan Presiden Soeharto

Berkat resep asli dan alami ini, banyak yang telah menjadi pelanggan Tahu Guling Mbah Joyo Godean. Salah satunya adalah Presiden RI ke-2 almarhum Soeharto. Lasirah menuturkan keluarga dan ajudan sang Presiden kerap membeli tahu guling miliknya.

“Kalau langganan kalau ada acara, yang jelas itu suwargi (almarhum) Pak Harto Presiden. Pertama awal beli itu tahun 1993, lalu setelah lengser juga. Dulu sempat diundang ke kediaman di Cendana saat ada hajatan,” kenangnya.

Tahu Guling Mbah Joyo Godean buka setiap harinya. Jika di Pasar Godean sementara sejak 06.00 WIB hingga sore hari. Sementara di Pasar Godean utama buka pukul 07.30 WIB.

Untuk menyantap sepiring Tahu Guling Mbah Joyo Godean tak perlu merogoh kocek dalam. Cukup membayar Rp 8.000,- sudah mendapatkan satu porsi tahu guling. Jika ingin tambah teh hangat menjadi Rp 10 ribu.

“Sekarang harga Rp 8.000, awal mula berjualan itu Rp 250, tahun 1985 itu. Lalu naik Rp 300, Rp 500 hingga sekarang sudah Rp 8.000,” ujarnya.

Artikel ini sudah tayang di detikjogja dengan judul “Tahu Guling Mbah Joyo Godean, Kuliner Legendaris Langganan Presiden Soeharto”

(yms/adr)

Membagikan
Exit mobile version