Jumat, Oktober 4


Jakarta

Kehadiran food vlogger dapat masih menjadi kontroversi terutama bagi pelaku. Gegara seorang food vlogger, warung rawon legendaris ini berujung tutup.

Kehadiran food vlogger masih menjadi kontroversi terutama bagi pelaku bisnis kuliner. Food vlogger memiliki efek layaknya dua mata pisau yang dapat menguntungkan maupun membunuh secara perlahan.

Kegiatan mengulas sebuah tempat makan dengan dalih mempromosikan bisnis tersebut tidak sedikit juga yang justru membunuhnya. Apalagi banyak food vlogger yang sekadar mengulas tanpa memahami betul makanan apa yang dikonsumsinya.


Seorang food vlogger baru saja menjadi sorotan usai kehadirannya di sebuah warung rawon legendaris. Gegara perkataannya saat mengulas, tempat makan legendaris tersebut berujung tutup.

Seorang food vlogger diblack list usai mereview kedai rawon legendaris. Foto: X/txtdrkuliner

Melansir akun X @txtdrkuliner (2/10) seorang food vlogger yang diketahui memiliki nama pengguna @debiprt_ masuk dalam daftar hitam seluruh pelaku bisnis kuliner di Indonesia. Kronologinya diawali dengan salah satu video saat ia mengunjungi sebuah kedai rawon.

Tempat makan tersebut diketahui bernama Warung Makan Mamiku di Yogyakarta yang telah beroperasi selama 19 tahun lamanya. Sayangnya bisnis ini terpaksa menurun gegara ulah seorang kreator konten.

Sebagai sebuah warung makan legendaris, Warung Makan Mamiku tidak pernah mengklaim rawonnya sebagai yang terenak di Yogyakarta. Para pelanggan yang datang ke sini juga berdasarkan alasan telah lama berlangganan dan ingin menyantap rawon dengan rasa otentik. Tetapi tidak untuk Debi.

“…Kuahnya keasinan. Taugenya dipisah juga jadi rasa langu dan ganggu karena disiram kuah panas. Dimakan dengan kemangi juga nggak cocok karena bukan pecel lele. Rasanya nggak beda jauh sama soto cuma kuahnya lebih hitam dari kluwek tetapi gak ada aroma tinta cuminya dan gak ada aftertaste pahitnya,” kata Debi dalam video.

Ulasannya disebut ngaco dan menjatuhkan warung makan yang didatanginya. Foto: X/txtdrkuliner

Banyak netizen yang murka melihat unggahan dari ulasan tersebut, sampai-sampai akun Instagram @debiprt_ ditangguhkan dan hilang. Dalam video yang dibagikan pada X, rawon yang disajikan memang terlihat seperti rawon khas Jawa timur pada umumnya.

Rawon memang disajikan dengan kecambah, bukan tauge, telur asin, kemangi, serta nasi yang dipisah. Warna rawon yang hitam muni hanya menggunakan kluwek, tidak ada dalam sejarah penyajian rawon khas Jawa Timur menggunakan tinta cumi.

Salah satu netizen menanggapi aksi yang dilakukan oleh Debi tak layak didengarkan. “Food vlogger yang nggak bisa masak, pallete lidahnya terbatas dan nggak pernah terjun di dunia F&B nggak usah terlalu didengerin,” tulis salah satu netizen.

Menurut kabar lanjutan yang diterima oleh detikfood (2/10) Debi sudah melayangkan permintaan maaf melalui pesan WhatsApp kepada pemilik kedai. Debi mengaku tidak ada sedikitpun niat dan maksud untuk menjatuhkan Warung Makan Mamiku melalui ulasannya.

Saksikan Live DetikPagi:

(dfl/odi)

Membagikan
Exit mobile version