Jumat, Januari 10


Karangasem

Menteri Sosial Tri Rismaharini melempar kritikan pedas kepada perajin anyaman yang ia kunjungi di Karangasem, Bali. Dia menyebut kerajinan mereka jelek dan nggak rapi.

Mensos Risma berkunjung ke Desa Tumbu, Kabupaten Karangasem, Bali, pada Selasa (26/3) kemarin. Saat berkunjung ke desa itu, Risma sambil melihat-lihat produk kerajinan anyaman pandan hasil kreativitas warga.

Bukannya memuji produk anyaman pandan yang dihasilkan warga, Risma malah mengeluarkan kritikan menohok dengan menyebut kerajinan karya warga di sana jelek dan tak rapi.


“Ini saya bicara jujur. Kualitasnya jelek dan nggak rapi, nggak ada menariknya,” kata Risma saat berkunjung ke sentra pelatihan pembuatan anyaman tikar pandan di Karangasem, Selasa (26/3/2024).

Risma menegaskan, seharusnya warga di sana bisa membuat kerajinan atau anyaman yang lebih bagus. Kerapian dan detail juga harus diperhatikan agar produk yang dihasilkan bisa bernilai jual lebih tinggi.

“Jika produknya seperti ini, harga jualnya juga murah dan keuntungannya kecil. Jadi, harus diubah agar lebih menarik lagi, supaya harga jualnya tinggi,” kata Risma.

Sementara terkait dengan pelatihan pemberdayaan masyarakat pembuatan sandal hotel, hasilnya sudah lumayan bagus walaupun baru mulai berlatih dalam pembuatannya.

Tapi kerapian tetap harus menjadi salah satu aspek utama, supaya produk yang dihasilkan dapat menarik pembeli sehingga bisa bersaing dengan produk lainnya.

“Selain kerapian, kecepatan juga harus dilatih, supaya dalam satu hari bisa menghasilkan produk yang banyak. Supaya penghasilan para perajin juga banyak dan keuntungannya juga banyak,” ujar Risma.

Risma juga berjanji akan membantu permodalan dan pemasaran bagi produk sandal hotel yang dihasilkan oleh para perajin di Desa Tumbu. Jadi para perajin diharapkan semangat dalam berlatih supaya bisa menjual produk yang banyak dan sukses nantinya menjadi pengusaha.

Kritikan Risma Diterima Perajin

Perbekel Desa Tumbu sekaligus pemilik kerajinan yang dikritik oleh Menteri Risma, I Kadek Oki Wirianta mengaku senang produknya dikritik langsung oleh Menteri Risma. Dia bisa berbenah untuk menghasilkan produk yang lebih baik lagi untuk ke depannya.

“Tadi dibilang kurang rapi dan kurang menarik produk saya, nanti coba saya buat yang rapi dan menarik. Bahannya juga akan saya gunakan yang kualitasnya lebih bagus. Kalau yang sekarang masih kualitas standar,” kata Oki.

Salah seorang perajin yang ikut mengikuti pelatihan, Ni Made Ardani mengaku senang bisa ikut pelatihan. Rata-rata ia bisa membuat satu pasang sandal hotel dalam waktu sekitar 15-25 menit.

Walaupun baru mulai proses belajar. Dia berharap nanti bisa diberikan modal usaha supaya para perajin bisa membuat kerajinan di rumah masing-masing.

——

Artikel ini telah naik di detikBali.

Simak Video “Momen Mensos Risma Marah ke Pendamping PKH di NTT
[Gambas:Video 20detik]
(wsw/wsw)

Membagikan
Exit mobile version