Selasa, Oktober 15


Jakarta

Krisis air tawar bersih di Gili Trawangan dan dua lainnya memang memiliki dampak yang serius. Karena, sudah ada turis yang membatalkan pesanan karena keterbatasan itu.

Pengusaha perhotelan di Gili Trawangan dan Gili Meno, Lombok Utara, Nusa Tenggara Barat (NTB), mengeluhkan masalah pasokan air bersih. Krisis air di sana telah menyebabkan pembatalan booking atau pemesanan penginapan. Walhasil, hal itu menyebabkan kerugian para pengusaha di dua pulau tersebut.

“Baru isu saja, sudah 10 persen yang cancel,” ungkap Ketua Gili Hotels Association (GHA), Lalu Kusnawan, Minggu (13/10/2024).


Kusnawan menjelaskan, selain pembatalan pemesanan, para pengusaha juga menerima permintaan dari agen perjalanan untuk memastikan ketersediaan pasokan air yang stabil. Permintaan ini muncul setelah sebelumnya pasokan air sempat terhenti selama beberapa hari sehingga menimbulkan kekhawatiran.

“Sekarang muncul isu lagi, beginilah kondisi pariwisata kita saat ini,” tambah Kusnawan.

Dampak dari pembatalan pemesanan ini cukup besar bagi para pengusaha perhotelan. Kusnawan memperingatkan jika masalah ini terus berlarut-larut tanpa solusi, maka kerugian yang lebih besar bisa menimpa mereka.

Menurut Kusnawan, permasalahan air bersih di kawasan tersebut sebenarnya berada di bawah pengelolaan pemerintah daerah melalui perusahaan daerah air minum (PDAM). “Kami meminta agar pemerintah daerah segera menemukan solusi terkait permasalahan ini. PDAM diharapkan bisa memberikan pelayanan terbaik agar Gili Trawangan dan Gili Meno tidak mengalami krisis air,” ujarnya.

Berdasarkan data GHA, jumlah wisatawan yang datang ke Gili Trawangan dan Gili Meno telah mengalami penurunan sejak awal Oktober 2024. Dari rata-rata 2.800 wisatawan, kini angka tersebut turun menjadi 2.100 wisatawan hingga 11 Oktober 2024.

Kusnawan menyebut fluktuasi kedatangan wisatawan ini terjadi setelah pencabutan izin PT TCN Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP). “Kami tidak bisa membatasi tamu yang melakukan pembatalan karena memang tidak ada jaminan pasokan air ke depan,” tandasnya.

Menanggapi hal ini, Pemerintah Provinsi (Pemprov) NTB tengah mencari solusi untuk mengatasi krisis air bersih di Gili Tramena, khususnya di Gili Trawangan dan Gili Meno.

“Akan ada pertemuan lanjutan, kami dorong Pemkab Lombok Utara untuk melakukan pertemuan dengan pihak-pihak terkait,” kata Asisten II Bidang Perekonomian dan Pembangunan Setda NTB, Fathul Gani.

Saat ini, distribusi air bersih di kedua pulau tersebut masih dikelola oleh PT TCN. Fathul Gani mengungkapkan Pemprov NTB sedang mengkaji alternatif lain untuk memastikan distribusi air bersih tetap berjalan lancar.

Baca artikel selengkapnya di detikBali

(msl/msl)

Membagikan
Exit mobile version