Minggu, Oktober 13


Seoul

Korea Utara memutuskan untuk memutus semua akses menuju Korea Selatan. Tak ada lagi jalan dan jalur kereta api ke sana.

Dilansir dari KCNA pada Rabu (9/10), Tentara Korea Utara melakukan pemutusan akses sebagai respon terhadap manuver politik Korea Selatan-AS.

“Sebuah proyek akan diluncurkan pertama kali pada 9 Oktober untuk sepenuhnya memutus jalan dan jalur kereta api yang terhubung ke Korea Selatan dan membentengi wilayah terkait di pihak kita dengan struktur pertahanan yang kuat,” kata staf umum Tentara Rakyat Korea Utara.


Jalan raya dan rel kereta api yang menghubungkan Korea Utara ke Korea Selatan jarang digunakan, dan telah dibongkar secara bertahap oleh otoritas Korea Utara selama setahun terakhir.

Hal itu juga terjadi di tengah dorongan yang lebih luas oleh Pyongyang untuk mengubah hubungannya dengan Korea Selatan, dan menyusul serangkaian insiden yang menghasut yang telah melukai hubungan antara kedua negara.

Insiden tersebut berkisar dari uji coba rudal hingga ratusan balon sampah yang dikirim melewati perbatasan selatan Korea Utara.

Sementara itu, Korea Utara dan Korea Selatan memiliki jalur DMZ atau Zona Demiliterisasi yang dijadikan sebagai salah satu daya tarik pariwisata. Namun, tak dijelaskan apakah area ini juga akan ikut ditutup.

Dari Gyeonggi-do di barat hingga Gangwon-do di timur, Zona Demiliterisasi (DMZ) membentang sepanjang 258 km membagi Semenanjung Korea menjadi dua.

Di Desa Panmunjom, tempat lempengan beton yang menandakan pemisahan kedua Korea, kelompok-kelompok turis biasa berkerumun setiap hari.

Pengunjung dapat mengambil foto, tetapi mereka harus berjalan dan berdiri di tempat yang diinstruksikan. Selain itu, mereka tidak boleh melambaikan tangan atau melakukan gerakan yang tidak diinginkan lainnya.

Mereka dapat secara sah melintasi garis demarkasi DMZ, tetapi hanya ketika berada di dalam gubuk Komisi Gencatan Senjata Militer beratap biru, tempat gencatan senjata 1953 dinegosiasikan.

(bnl/wkn)

Membagikan
Exit mobile version