Jumat, Februari 21

Jakarta

Korea Selatan mengumumkan rencananya untuk memborong 10 ribu GPU kelas atas selama tahun 2025 untuk tetap bisa bersaing di ranah AI secara global.

“Setelah persaingan untuk mendominasi industri AI meningkat, lanskap kompetitif berubah dari persaingan antara perusahaan menjadi rivalitas berskala penuh antara ekosistem inovasi negara,” kata Plt Presiden Korsel Choi Sang-mok dalam pernyataannya.

Choi menyebut pemerintahannya berencana mengamankan 10 ribu GPU melalui kerja sama privat-publik untuk membantu Korea meluncurkan layanan lewat data center AI nasional lebih cepat, demikian dikutip detikINET dari Reuters, Senin (17/2/2025).


Langkah ini mungkin ada kaitannya dengan aturan baru yang diterapkan oleh pemerintah Amerika Serikat untuk mengatur aliran chip AI dan teknologi Amerika yang dibutuhkan untuk keperluan AI tercanggih.

Regulasi itu membagi negara-negara menjadi beberapa tingkat, dan Korea Selatan adalah satu dari 18 negara yang dikecualikan dari pembatasan tersebut. Sementara ada 120 negara lain yang menghadapi pembatasan, dan negara yang dilarang sepenuhnya, seperti China, Iran, dan Rusia.

Jumlah GPU yang dibutuhkan untuk menjalankan model AI bergantung pada seberapa canggih dan kencang GPU tersebut, juga seberapa banyak data yang dipakai untuk melatih model AI tersebut, seberapa besar model AI itu, dan juga berapa lama waktu pelatihan model AI-nya.

Pemerintah Korea belum menentukan GPU apa yang akan diborong, karena informasi lebih detail seperti anggaran, model GPU, serta perusahaan yang ikut berpartisipasi baru akan difinalisasi pada September mendatang.

Saat ini Nvidia adalah perusahaan yang mendominasi pembuatan chip GPU di dunia, dengan pangsa pasar mencapai 80%, jauh lebih tinggi dibanding Intel dan AMD. Perusahaan seperti OpenAI saat ini pun masih bergantung pada Nvidia, namun mereka tengah mengembangkan chip AI-nya sendiri untuk mengurangi ketergantungan itu.

(asj/asj)

Membagikan
Exit mobile version