Senin, Februari 10


Jakarta

Ritual mandi suci Kumbh Mela masih terus berlanjut hingga 26 Februari. Korban tewas terus bertambah, pemerintah dituduh menutup-nutupi angka kematian korban.

Dikutip dari Independent UK pada Sabtu (8/2/2025), setidaknya 79 orang tewas dalam ritual mandi suci Kumbh Mela di India pada minggu lalu. Sebelumnya ritual yang diadakan 12 tahun sekali ini sudah memakan korban 30 orang pada minggu pertama diadakan.

Pemerintah di negara bagian Uttar Pradesh utara, yang dipimpin oleh partai BJP milik Narendra Modi, telah menghadapi kritik karena salah mengelola festival keagamaan Hindu di Prayagraj dan dituduh menutup-nutupi jumlah korban tewas akibat penyerbuan tersebut, sementara para pemimpin oposisi menuntut transparansi dan akuntabilitas.


Kepala menteri negara bagian tersebut, seorang biksu Hindu bernama Yogi Adityanath, telah dikecam oleh warga karena keterlambatan tanggapan pemerintahannya terhadap tragedi pada tanggal 29 Januari dan kegagalannya untuk segera merilis angka korban.

Meskipun pemerintahnya telah memerintahkan investigasi, mereka belum merevisi jumlah korban awal.

Investigasi oleh media berita independen Newslaundry menemukan jumlah korban sebenarnya jauh lebih tinggi. Seorang pejabat senior pemerintah memberi tahu media tersebut daftar yang berisi nama-nama 69 orang yang dilaporkan telah dibawa meninggal dari Kumbh ke Motilal Nehru Medical College di Prayagraj. Setidaknya 66 jenazah telah diserahkan kepada keluarga mereka hingga 3 Februari sementara tiga jenazah lainnya masih belum teridentifikasi.

Sepuluh korban adalah laki-laki dan sisanya perempuan. Jenazah disimpan di ruang pembeku besar, bukan di kamar mayat, fasilitas yang sama yang digunakan setelah penyerbuan Kumbh 2013. Tidak ada jenazah yang dibawa untuk postmortem, demikian temuan media tersebut, yang menimbulkan pertanyaan lebih lanjut tentang penanganan pemerintah terhadap tragedi tersebut.

“Tanggung jawab untuk postmortem berada di tangan polisi. Rumah sakit hanya melakukannya atas permintaan polisi, tetapi administrasi ingin memulangkan jenazah sesegera mungkin,” kata Newslaundry mengutip seorang pejabat negara bagian.

Keluarga diberikan ambulans gratis, dengan bantuan personel polisi untuk membawa pulang jenazah. Mereka juga diberi tanda terima untuk mengambil jenazah, tetapi dua tanda terima yang ditinjau oleh kantor berita tersebut tidak mencantumkan tanggal.

Ketidaksesuaian lebih lanjut ditemukan di Rumah Sakit Swaroop Rani di Prayagraj, tempat papan pengumuman awalnya mencantumkan tujuh orang meninggal dan 36 orang terluka. Daftar tersebut telah diturunkan keesokan harinya.

Catatan yang diperiksa oleh Newslaundry di stasiun terdekat menunjukkan enam jenazah tak dikenal telah dibawa ke rumah sakit dari lokasi Kumb. Sementara dua jenazah sama dengan yang tercantum di daftar rumah sakit, satu orang telah meninggal pada pukul 10.27 malam, sehingga jumlah totalnya menjadi 10.

Jika digabungkan dengan 69 kematian yang tercatat di Motilal Nehru Medical College, jumlah korban tewas akibat penyerbuan Maha Kumbh meningkat menjadi sedikitnya 79.

Jumlah resmi 30 kematian juga disambut dengan skeptisisme dari para pemimpin oposisi.

Pemimpin Partai Samajwadi Akhilesh Yadav menuduh pemerintah Adityanath menyembunyikan angka sebenarnya dan salah menangani situasi. Berbicara di Lok Sabha, majelis rendah parlemen, ia menuduh bahwa alat penggali tanah dan traktor digunakan untuk membersihkan mayat.

“Alas kaki dan pakaian berserakan di tempat kejadian dan mesin JCB serta troli traktor digunakan untuk membersihkan mayat,” kata Yadav, mantan kepala menteri Uttar Pradesh.

Ketika hal ini memicu kemarahan, pemerintah berusaha keras untuk menutupinya. Ia menuntut agar angka kematian, korban luka, fasilitas medis, makanan, air, dan transportasi diungkapkan di parlemen India.

Mallikarjun Kharge, pemimpin partai oposisi utama Kongres, menyebabkan kegemparan di parlemen dengan mengklaim ribuan orang telah meninggal di Kumbh, yang mendorong ketua majelis tinggi Jagdeep Dhankar untuk menuntut agar ia mengesahkan jumlah tersebut atau menarik pernyataan tersebut.

“Ini perkiraan saya dan jika ini tidak benar, Anda harus mengatakan apa yang sebenarnya,” kata Kharge, berbicara kepada pemerintah.

Anggota Kongres Trinamool Saugata Roy menyebut penyerbuan itu sebagai salah satu tragedi terburuk di India yang merdeka.

Namun, BJP yang berkuasa meremehkan insiden tersebut. Anggota Parlemen Senior Hema Malini menggambarkan penyerbuan itu sebagai peristiwa kecil.

“Kami mengunjungi Kumbh, semuanya dikelola dengan baik. Memang benar insiden itu terjadi, tetapi tidak sebesar itu. Itu dibesar-besarkan.”

Sementara itu, Adityanath mengklaim pada hari Selasa bahwa penyerbuan itu adalah konspirasi dan mengancam tindakan tegas terhadap siapa pun yang terbukti bertanggung jawab.

(bnl/fem)

Membagikan
Exit mobile version