Jumat, Desember 27


Jakarta

Kontraktor produsen mobil listrik BYD Jinjiang Group membantah tuduhan dari Otoritas Ketenagakerjaan Brazil terkait perbudakan para pekerjanya. Tuduhan tersebut muncul lantaran Otoritas menyelamatkan 163 pekerja di pabrik mobil BYD di Camari, Bahia, Brazil dari kondisi kerja yang mirip perbudakan.

Manajemen Jinjian membantah pegawainya telah diperbudak. Tuduhan tersebut dapat mencederai martabat dan perasaan masyarakat China.

“Diberi label ‘diperbudak’ tanpa alasan yang jelas telah membuat pekerja kami merasa martabat mereka telah dihina dan hak asasi manusia mereka dilanggar, yang sangat melukai martabat rakyat China. Kami telah menandatangani surat bersama yang mengungkapkan perasaan kami sebenarnya,” kata Jinjiang melalui akun Weibo resminya.


Selain itu, Manajemen juga menilai hal tersebut muncul lantaran terjadi kesalahpahaman penerjemahan dan perbedaan budaya yang menyebabkan situasi tersebut muncul. Sebagai bukti, perusahaan mengunggah video yang memperlihatkan sekelompok pekerja China yang membacakan surat yang telah ditandatangani bersama oleh para pekerja.

Isi surat tersebut, yakni bahwa 107 pekerja telah menyerahkan paspor mereka kepada perusahaan untuk membantu mengajukan permohonan sertifikat identitas sementara di Brazil. Pernyataan ini membantah tuduhan dari Otoritas Ketenagakerjaan Brazil yang menyebut paspor para pekerja telah ditahan oleh perusahaan.

“Kami sangat senang datang ke Camacari untuk bekerja. Kami telah mematuhi peraturan perundang-undangan dan bekerja keras selama periode tersebut dengan harapan pembangunan proyek kendaraan energi baru terbesar di Brasil dapat diselesaikan secepatnya,” kata seorang pria Tionghoa yang tidak disebutkan namanya dalam video tersebut.

(rrd/rrd)

Membagikan
Exit mobile version