Selasa, Oktober 1

Jakarta

Di balik meningkatnya tren wisata, ada kesadaran baru yang juga mulai tumbuh. Tak lagi hanya sekadar menikmati destinasi, kini wisatawan semakin peka akan peran mereka dalam mendukung keberlanjutan, termasuk konsumsi listrik dan internet yang berdampak pada emisi karbon.

Setiap perjalanan, mulai dari penggunaan kendaraan berbahan bakar fosil hingga konsumsi listrik dan internet saat menginap, berkontribusi pada emisi karbon.

Bobobox, bekerja sama dengan Fairatmos, menghitung emisi dari setiap aktivitas ini secara rinci. Hasilnya, Bobopod menghasilkan sekitar 6,6 kg tCO2, dan Bobocabin sekitar 8,2 kg tCO2. Angka-angka ini kemudian menjadi dasar perhitungan kontribusi dalam fitur carbon offset mereka.


Setelah satu tahun diluncurkan, jumlah pengguna fitur Carbon Offset Toggle terus mengalami pertumbuhan. Saat ini, rata-rata tingkat adopsi fitur ini meningkat hingga 9% untuk keseluruhan produk.

Khususnya, konsumen yang menginap di Bobocabin menunjukkan kesadaran yang lebih tinggi terhadap perubahan iklim, dengan 18,2% penggunanya secara rutin melakukan offset emisi menggunakan fitur ini.

“Peningkatan ini menunjukkan bahwa semakin banyak tamu yang menyadari dampak lingkungan dari perjalanan mereka dan bersedia mengambil langkah nyata untuk berkontribusi. Banyak pelanggan setia kami yang juga menunjukkan ketertarikan pribadi dan kepekaan yang lebih terhadap isu iklim,” ujar ESG Program Manager Bobobox, Satria Gundara dalam keterangan tertulisnya.

“Kami berharap pencapaian ini bisa menjadi inspirasi untuk pemain lain di sektor perhotelan, bahwa menyediakan alternatif produk berkelanjutan, jika diiringi dengan penyadaran berwisata secara bertanggung jawab, akan menghasilkan dampak yang sangat besar,” sambungnya.

Sebagai informasi, emisi yang dihindarkan melalui inisiatif ini dalam satu tahun setara dengan berkendara sejauh 369.216 km menggunakan kendaraan berbahan bakar bensin. Ini juga setara dengan hasil penyerapan karbon melalui penanaman sekitar 2.840 pohon selama 10 tahun.

Seiring meningkatnya kesadaran akan keberlanjutan, pelaku industri pariwisata diharapkan semakin aktif menyoroti berbagai inisiatif mereka yang ada.

“Dengan cara ini, konsumen akan lebih sadar akan pilihan yang tersedia di pasar, sehingga dapat membuat keputusan wisata yang semakin membawa perubahan positif bagi lingkungan di masa depan,” ungkapnya.

Melalui fitur Carbon Offset Toggle ini juga tamu dapat dengan mudah mengurangi jejak karbon mereka selama menginap hanya dengan mengaktifkan opsi ini di aplikasi Bobobox sebelum menyelesaikan pembayaran. Setiap kontribusi yang diberikan kemudian dikonversi menjadi kredit karbon untuk mendukung Lahendong Geothermal Project, yang berfokus pada pemanfaatan energi terbarukan dari panas bumi.

Transparansi dalam proses perhitungan emisi juga tidak kalah penting dalam membangun kepercayaan konsumen terhadap inisiatif yang dijalankan perusahaan. Dengan menjelaskan bagaimana jejak karbon dihitung dan bagaimana hasil kontribusi dialokasikan, konsumen bisa jadi semakin paham akan nilai dari pilihan berkelanjutan yang mereka buat.

(agt/agt)

Membagikan
Exit mobile version