Rabu, Oktober 2


Jakarta

Kritikus Politik Faizal Assegaf sekaligus inisiator dari Silaturahmi Antar Tokoh dan Elemen Perubahan mengundang sejumlah tokoh nasional. Acara ini berlangsung di Aljazera Signature Restoran, Kebon Sirih, Menteng, Jakarta Pusat, Selasa (1/10/2024).

Dalam pantauan detikcom, tampak sejumlah tokoh ternama hadir meliputi Amien Rais, Roy Suryo, Dr. Refly Harun, Dokter Tifa, Dr. Abraham Samad, Dr. Eduardus Lemanto, Dr. Ir. Muhammad Said Didu, Adhie Massardi, Ir. Sayuti Asyathri, Marwan Batubara, Ruslan Buton, Prof. Anthony Budiawan, Olivah Alhamid, Din Syamsuddin, Soenarko, Latifina, Wulansari Mochtar, dan masih banyak tamu penting lainnya.

“Terima kasih buat rekan-rekan sekalian, sahabat-sahabat para pejuang keadilan. Saya atas nama inisiator acara sangat mengapresiasi kehadiran kawan-kawan semua di acara 1 Oktober sebagai gelombang pertama konsolidasi tokoh dan elemen rakyat untuk menuntut keadilan,” ungkap Faizal Assegaf dalam sambutannya di acara Silaturahmi Antar Tokoh dan Elemen Perubahan, Selasa (1/10/2024).


Sebelumnya, Faizal melalui akun media sosial X (Twitter) telah mengunggah flyer yang bertemakan “Jelang 20 Oktober 2024”, Minggu (29/9). Ia juga mengundang secara terbuka masyarakat umum untuk datang berkunjung. Hasil dari undangan tersebut membawa ratusan orang datang ke tempat silaturahmi hingga penuh.

“Saudara-saudara sekalian, acara ini kami buat dengan spontan sebagai respons terhadap dinamika politik,” ujarnya.

Faizal mengatakan alasan dari pertemuan para tokoh nasional ini karena ingin menyatukan suara hati dari tokoh-tokoh nasional dan elemen pejuang keadilan dalam satu barisan. Satu barisan yang bertekad untuk menegakkan keadilan dalam bernegara.

“Kami, saya Faizal Assegaf sebagai inisiator mencoba menampung semua gerakan tokoh-tokoh ini dalam satu kekuatan nasional. Dan terlihat kan, hadir yang banyak. Berarti keinginan untuk mendorong penegakan hukum di era pemerintahan baru Prabowo itu sulit dibendung,” jelas Faizal ditemui tim detikcom usai acara.

Rencana Konsolidasi Susulan

Pertemuan silaturahmi para tokoh nasional ini tidak akan berhenti pada tanggal 1 Oktober. Faizal mengatakan pihaknya akan kembali menggelar konsolidasi susulan yang direncanakan pada tanggal 14 Oktober dan 28 Oktober.

“Buat semua rekan-rekan yang hadir di sini, ingat undangan terbuka kami sampaikan tanggal 14 Oktober kita akan bikin jauh lebih besar. Saya minta semua kawan-kawan yang hadir di sini jadi panitia bersama,” ucap Faizal.

“Ini kan gedungnya terbatas, di bawah kan 500 orang gabisa naik. Jadi, kami mengambil inisiatif untuk tanggal 14 kita lakukan konsolidasi yang lebih besar,” imbuhnya pada tim detikcom usai acara.

Selain itu, Dr. Eduardus Lemanto termasuk salah satu tamu yang hadir. Ia menyampaikan kepada para peserta untuk mencoba mendiagnosa kondisi kesehatan republik, serta melihat mau dibawa ke mana Indonesia oleh Presiden Terpilih Prabowo Subianto. Hal ini mengingat akan terjadinya masa transisi kekuasaan pada tanggal 20 Oktober dari Jokowi ke Prabowo.

Eduardus juga mengutip dari Profesor Budiono Kusumohamidjojo terkait kekuasaan yang digambarkan mirip seperti sebuah pisau. Namun, pisau itu akan berbeda fungsinya tergantung dari siapa yang memegang. Ia mengatakan bahwa Profesor Budiono menggambarkan tiga kemungkinan.

“Satu, pisau itu ada di tangan dokter bedah. Yang kedua pisau itu ada di juru masak. Yang ketiga pisau itu ada di tangan perampok atau pembunuh atau bajingan. Nah sekarang, kita periksa pisau dalam 10 terakhir itu ada di tangan dokter bedah kah, ada di tangan juru masak kah, atau ada di tangan perampok,” ucap Eduardus.

Sebagai informasi, acara silaturahmi yang dimoderatori oleh Refly Harun ini berlangsung dengan setiap tokoh yang hadir maju untuk memberikan pandangan mereka. Selain membagikan pandangan, beberapa tokoh yang hadir ada yang membaca puisi dan bermain wayang.

Misalnya Pakar telematika, Roy Suryo yang turut hadir dalam acara tersebut tampak memakai blangkon dan berperan sebagai dalang. Ia menceritakan filosofi wayang petruk menjadi raja.

(akn/ega)

Membagikan
Exit mobile version