Minggu, Januari 12


Tuban

Dahulu, Kampung Miliarder di Tuban begitu berjaya. Warganya kaya raya. Tapi itu dulu, bagaimana kabar warga Kampung Miliarder sekarang?

Kampung Miliarder di Desa Sumurgeneng, Tuban sempat bikin heboh dunia maya usai video viral warga yang menerima uang ganti untung tanah mereka hingga miliaran rupiah. Saat itu, tanah mereka dibeli oleh Pertamina.

Beberapa tahun berlalu, kondisi mereka mulai berbanding terbalik. Beredar video menampilkan kampung miliarder Desa Sumurgeneng, Tuban yang terkini.


Dikabarkan banyak warga kampung yang sempat jadi orang kaya baru (OKB), kini harus menjual ternak mereka. Uang mereka sudah habis, sedangkan mereka sudah tak bekerja lagi.

Kepala Desa Sumurgeneng Gianto buka suara soal kondisi ini. Ia mengaku mengetahui beredarnya video tersebut. Menurutnya, warga menjual ternak adalah hal yang lumrah.

“Kalau jual ternak sudah biasa karena itu ternak untuk tambah kebutuhan ekonomi. Kalau belakangan banyak yang jual ternak itu juga tidak benar. Warga ini rata-rata petani jadi masih mengandalkan hasil panen untuk hidup,” tutur Gianto, Rabu (7/1/2025).

Menurut Gianto, sekitar 280 orang warga Sumurgeneng yang dulu menerima ganti untung atas tanah yang dibeli Pertamina, masih bekerja sebagai petani.

Ia menyebut, hampir 65 hingga 70 persen masih punya aset berupa tanah dan sawah. Lahan itulah yang kemudian masih digarap warganya.

“Ya kalau aset tanah rata rata masih punya. Kalau 65 persen ada dari mereka yang punya hingga saat ini, lokasinya di luar kampung. Dan saat itu harga belinya juga sudah tinggi kalau dibanding dengan tanah mereka sebelumnya,” tutur Gianto.

Untuk mereka yang masih punya mobil, saat ini kalau 90 persen dari mereka yang pernah terima uang ganti untung, masih ada.

“Kalau 90 persen ada, ya mereka yang masih punya mobil, meski ada yang sudah ganti. Ada pula memang yang dijual, tidak beli lagi ya ada. Tercatat, dulu itu ada 300 unit mobil baru dibeli warga Sumurgeneng,” jelasnya.

Meski begitu, Gianto tidak membantah jika kondisi warga saat ini lebih banyak yang menganggur. Sebab, sebelum banyak tanah dibeli Pertamina, banyak warga yang buruh tani.

Namun, setelah banyak sawah mereka berpindah ke kampung lain, tak sedikit yang kehilangan mata pencaharian sebagai buruh tani.

“Banyak yang tidak lagi jadi buruh tani karena tanah sawah milik warga banyak yang sudah pindah di kampung lain. Sehingga tidak bisa memperkerjakan mereka lagi,” tutur Gianto.

Gianto lalu merinci, penduduk Desa Sumurgeneng, Kacamatan Jenu Tuban sekitar 3 ribu. Tercatat ada sekitar 200 keluarga yang masuk kategori tidak mampu.

“Yang jelas jumlah warga tidak mampu berkurang dibanding sebelum tahun 2019 ya. Saat ini ada 200-an yang tidak mampu,” tutur Gianto.

Selain sebagai petani, warga Sumurgeneng saat ini ada yang merantau di luar kota hingga jadi pekerja imigran. Namun, jumlahnya sedikit dan itu mereka yang biasa kerja jauh.

Pemdes dan warga Sumurgeneng berharap adanya lapangan kerja dan pembangunan sumber daya dari pihak Pertamina sehingga bisa membantu ekonomi dan kemajuan warganya.

“Pemdes mengharap supaya dapat memberikan kemajuan kesejahteraan dan kemakmuran dari ekonomi, kesehatan dan peningkatan pembangunan fasilitas umum untuk desa dan masyarakat,” ucap Gianto.

Kondisi tanah-tanah warga yang telah beralih milik Pertamina saat ini menjadi lahan kosong yang ditumbuhi ilalang dan terpagar besi.

“Tidak ada kegiatan apa-apa saat ini. Tanah tanah itu jadi lahan kosong yang terpagar saat ini,” tandas Gianto.

——-

Artikel ini telah naik di detikJatim.

(wsw/wsw)

Membagikan
Exit mobile version