Rabu, Maret 12


Jakarta

Balai Taman Nasional Komodo (BTNK) membuka jalur treking baru bagi wisatawan di kawasan Taman Nasional Komodo, Manggarai Barat, Nusa Tenggara Timur (NTT). Jalur ini berada di Kampung Kerora, Desa Pasir Panjang, Pulau Rinca.

Kampung Kerora sebelumnya dikenal karena kasus jual beli anak komodo. Kampung ini hanya dipisahkan oleh selat dari kawasan The Golo Mori yang dikelola ITDC di Desa Golo Mori, Kecamatan Komodo, Manggarai Barat.

“Kami mengintegrasikan kegiatan ekowisata dengan kegiatan konservasi. Tujuannya begitu,” kata Kepala BTNK Hendrikus Rani Siga, Minggu (9/3/2025).


Menurut Hengki, sapaan akrabnya, pembukaan jalur treking ini bertujuan memberdayakan masyarakat setempat agar mendapatkan manfaat ekonomi serta mencegah praktik jual beli anak komodo yang sempat viral sebelumnya.

“Kami mencoba mencari solusi supaya mereka itu tidak lagi berpikir untuk menjual anakan komodo, yaitu melalui pemberdayaan dengan pembukaan treking,” jelas Hengki.

Jalur treking Kampung Kerora menjadi jalur ketujuh di Taman Nasional Komodo. Sebelumnya, telah tersedia jalur treking di Loh Buaya, Loh Liang, Kampung Komodo, Kampung Rinca, Padar Selatan, dan Gililawa.

Daya Tarik

Jalur treking Kampung Kerora diresmikan pada 6 Maret 2025, bertepatan dengan Hari Ulang Tahun (HUT) ke-45 Taman Nasional Komodo. Paket wisata mulai dijual sehari setelah peresmian.

Di jalur treking ini, wisatawan bisa melihat langsung komodo, kerbau liar, dan kuda liar. Selain itu, pemandangan alam di sekitar jalur treking juga menjadi daya tarik tersendiri.

“Daya tarik hampir sama di tempat lain, ada komodo, kerbau liar, burung, reptil, pemandangan, kuda liar, berbagai jenis tumbuhan. Cukup variatif juga di Kerora itu,” terang Hengki.

Selain treking, wisatawan juga dapat menikmati pengalaman pelepasan anak penyu (tukik) yang menjadi bagian dari paket wisata.

“Juga sedang mendesain pelepasan penyu. Nanti anakan penyu atau tukik itu menjadi salah satu daya tarik, nanti masuk dalam paket wisata oleh pelaku wisata,” jelas Hengki.

Pembukaan jalur treking Kampung Kerora diharapkan dapat meningkatkan pendapatan masyarakat setempat serta membuka lapangan kerja baru. Warga dapat berpartisipasi dengan menjual kuliner, suvenir, serta menyediakan layanan transportasi.

“Kuliner, suvenir, transportasi, dan lain-lain berkembang seiring perkembangan pasar di sana,” kata Hengki.

Harga Paket Wisata dan Rute

Wisata Kampung Kerora dikelola oleh Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis) di bawah naungan Koperasi Komodo Citra Lestari. Pemasukan dari penjualan paket wisata dikelola oleh Pokdarwis, sedangkan tiket PNBP dipungut oleh BTNK.

Harga paket wisata Kampung Kerora dipatok Rp400 ribu per lima orang. Paket ini mencakup treking dan pelepasan tukik, tapi belum termasuk tiket masuk kawasan Taman Nasional Komodo yang menjadi penerimaan negara bukan pajak (PNBP).

Sebanyak 50 persen hasil penjualan paket wisata masuk ke Pokdarwis, sementara sisanya digunakan untuk upaya konservasi di Kampung Kerora.

Baca artikel selengkapnya di detikBali

(msl/msl)

Membagikan
Exit mobile version