Jumat, Februari 21

Jakarta

DeepSeek diblokir di sejumlah negara dengan alasan keamanan data. Bagaimana dengan di Indonesia?

Wakil Menteri Komunikasi dan Digital (Wamenkomdigi) Nezar Patria mengatakan pihaknya masih mengkaji perkembangan DeepSeek. Karena chatbot AI ini merupakan bagian dari inovasi teknologi.

“Dan kami melihat tentu saja apa yang dihasilkan oleh DeepSeek itu bisa menjadi satu alternatif. Dan kita sebagai negara yang sedang mengembangkan teknologi artificial intelligence tentu saja membuka, melihat dan mempelajari berbagai macam perkembangan yang terjadi,” kata Nezar saat ditemui usai acara Penandatanganan Hibah dari Pemerintah Kabupaten Bekasi kepada Komdigi, Jakarta (17/2/2025).


Seperti diketahui kepopuleran DeepSeek memicu kekhawatiran otoritas di seluruh dunia. Imbasnya sejumlah negara dan badan pemerintah melakukan pemblokiran karena cemas atas praktik etika, privasi, dan keamanan DeepSeek.

Kekhawatiran terbesar yang dilaporkan adalah potensi kebocoran data ke pemerintah China. Menurut kebijakan privasi DeepSeek, perusahaan tersebut menyimpan semua data pengguna di China, di mana undang-undang setempat mewajibkan organisasi untuk berbagi data dengan pejabat intelijen atas permintaan.

Italia jadi salah satu negara pertama yang melarang DeepSeek setelah penyelidikan pengawas privasi terhadap penanganan data pribadi DeepSeek. Akhir Januari, Otoritas Perlindungan Data (DPA) Italia menyelidiki praktik pengumpulan data DeepSeek dan kepatuhan terhadap GDPR, hukum Uni Eropa yang mengatur bagaimana data pribadi disimpan dan diproses di Uni Eropa.

Wakil Menteri Komunikasi dan Digital (Wamenkomdigi) Nezar Patria Foto: Adi Fida Rahman/detikINET

DPA memberi DeepSeek waktu 20 hari menanggapi pertanyaan tentang bagaimana dan di mana perusahaan menyimpan data pengguna dan untuk apa data itu digunakan. DeepSeek mengklaim aplikasinya tidak berada di yurisdiksi hukum Uni Eropa. DPA pun mengambil langkah untuk menghapus aplikasi DeepSeek dari toko aplikasi Apple dan Google di Italia.

Taiwan pun ikut memblokir DeepSeek dengan alasan pekerja sektor publik dan fasilitas infrastruktur penting menghadapi risiko transmisi lintas batas dan kebocoran informasi dengan menggunakan teknologi DeepSeek. Larangan ini berlaku untuk karyawan lembaga pemerintah serta sekolah umum dan perusahaan milik negara.

Pemerintah di sejumlah negara bagian Amerika Serikat, seperti Texas dan New York, telah melarang penggunaan aplikasi DeepSeek pada perangkat dan jaringan pemerintah. Mereka kekhawatiran akan privasi data.

Negara lain yang ikut melakukan pemblokiran meliputi Australia, Korea Selatan, Irlandia dan India. Alasan yang dikemukakan pun tidak berbeda dengan negara lain, yakni potensi kebocoran data.

(afr/afr)

Membagikan
Exit mobile version