Minggu, Februari 9

Jakarta

Kementerian Komunikasi dan Digital (Komdigi) menjanjikan akan meningkatkan kecepatan internet fixed broadband Indonesia. Tak hanya cepat, harganya pun akan lebih terjangkau dari yang diperjualkan saat ini.

Direktur Jenderal Infrastruktur Digital Kementerian Komdigi, Wayan Toni Supriyanto, mengatakan pemerintah ingin meningkatkan koneksi internet dalam negeri. Untuk itu, Komdigi akan melakukan lelang frekuensi 1,4 GHz pada kuartal pertama 2025 ini.

Melalui spektrum tersebut, Komdigi akan mengalokasikannya untuk keperluan Broadband Wireless Access (BWA).


“Kita berharap di dalam nanti kita minta harga internet murah, tapi juga menjaga kualitasnya ya. Jadi, kualitasnya berharap itu dengan tarif yang murah bisa minimal 100 Mbps,” ujar Wayan saat ditemui beberapa waktu lalu.

Adapun terkait perkiraan tarif internet tetap yang diharapkan terjadi usai lelang frekuensi 1,4 GHz itu berkisar antara Rp 100 ribu sampai Rp 150 ribu.

“Jadi, ingat ini (lelang frekuensi 1,4 GHz) untuk packed switched, bukan untuk seluler,” ucapnya.

Sebelum berdasarkan keterangan tertulis Komdigi dalam konsultasi publik RPM tentang Penggunaan Spektrum Frekuensi Radio pada Pita Frekuensi 1,4 GHz, Indonesia tengah dihadapi tantangan besar dalam meningkatkan layanan Fixed Broadband.

Dari segi penetrasi dan kualitas saat ini hanya mencapai 21,31% rumah tangga berdasarkan data Komdigi di 2024 dari sekitar 69 juta rumah tangga di Indonesia yang diungkap oleh BPS. Sedangkan, menurut laporan Ookla pada Oktober 2024 itu, kecepatan download rata-rata internet tetap Indonesia itu. 32,10 Mbps masih kalah dibandingkan dengan negara tetangga.

Selain itu, harga rata-rata bulanan untuk kecepatan internet mencapai hingga 100 Mbps masih cukup mahal. Tingginya biaya internet pelanggan dan biaya penggelaran jaringan Fiber Optic, terutama di daerah rural dan sub-urban, serta regulasi dan infrastruktur yang belum mendukung secara optimal, menjadi tantangan utama.

Oleh karena itu, Komdigi mengatakan dibutuhkan sebuah terobosan kebijakan untuk mendorong pembangunan layanan akses internet di rumah secara masif dan cepat dengan biaya yang relatif terjangkau sesuai kemampuan masyarakat.

Rencana kebijakan untuk internet murah ini akan fokus pada wilayah dengan tingkat penetrasi layanan internet yang masih terbatas atau bahkan yang belum ada penetrasi sama sekali. Adapun pelanggan dari layanan internet murah ini ditujukan bagi masyarakat kelas menengah ke bawah dengan daya beli terbatas.

(agt/fay)

Membagikan
Exit mobile version