Kamis, Februari 13

Jakarta

Meta dan UNESCO mengumumkan telah menjalin kerja sama dalam sebuah program untuk meningkatkan layanan terjemahan dan pengenalan suara yang berbasis teknologi AI.

Kerjasama ini merupakan bagian dari Program Mitra Teknologi Bahasa, Meta mencari kolaborator yang bersedia menyumbangkan setidaknya 10 jam rekaman suara yang dilengkapi dengan transkripsi, teks tertulis yang besar lebih dari 200 kalimat, dan kumpulan kalimat yang diterjemahkan. Tujuannya adalah untuk fokus pada bahasa-bahasa yang kurang terlayani.

Meta dan UNESCO telah menandatangani perjanjian dengan pemerintah Nunavut, sebuah wilayah di Kanada bagian utara. Tujuan mereka adalah mengembangkan sistem penerjemahan untuk bahasa Intuit yang digunakan di sana, yaitu Inuktitut dan Inuinnaqtun.


“Upaya kami terutama difokuskan pada bahasa-bahasa yang kurang terlayani, untuk mendukung pekerjaan UNESCO sebagai bagian dari Dekade Internasional Bahasa-bahasa Pribumi,” kata Meta sebagaimana dikutip detikINET dari Engadget, Rabu (12/2/2025).

Sebagai bagian dari program ini, Meta merilis tolok ukur penerjemahan sumber terbuka yang disebut BOUQuET , pengujian standar untuk mengevaluasi kinerja model AI yang melakukan penerjemahan.

Pengujian ini akan terdiri dari kalimat-kalimat yang dibuat dengan hati-hati oleh para ahli linguistik dan mencari kontribusi di situs khusus.

Meta telah menaruh minat besar pada penerjemahan AI baik untuk teks maupun ucapan, sebuah langkah logis untuk perusahaan yang menghubungkan pengguna di seluruh dunia.

Tahun lalu, mereka memamerkan alat yang menggunakan AI untuk menyulihsuarakan Reel secara otomatis ke dalam bahasa lain, lengkap dengan sinkronisasi bibir, dan berjanji akan meluncurkan video dalam bahasa Inggris dan Spanyol di AS terlebih dahulu.

Perusahaan ini secara bertahap memperluas asisten Meta AI di seluruh dunia dan sekarang tersedia di 43 negara dan lebih dari puluhan bahasa.

(jsn/fay)

Membagikan
Exit mobile version