Kamis, Oktober 10


Jakarta

Beberapa waktu lalu heboh kabar kematian seorang wanita setelah melakukan prosedur suntik filler payudara. Tak lama usai filler payudara, sejumlah gejala dikeluhkan korban yang berujung meninggal.

Dari keterangan kepolisian, wanita tersebut disuntik filler silikon 200 cc.

Filler adalah proses penyuntikan yang dilakukan ke dalam lapisan kulit tertentu. Proses ini bertujuan mengisi jaringan lunak di bawah permukaan kulit untuk menambah volume pada bagian wajah tertentu. Ada beberapa bagian tubuh yang biasa disuntik filler seperti hidung, garis senyum dan dagu.


Terkait suntik silikon, dermatolog dr Kardiana Dewi, SpDVE, FINSDV mengatakan filler dengan bahan tersebut tidak aman. Suntik silikon untuk prosedur estetika apapun tidak diperbolehkan karena efek sampingnya yang serius.

“Silikon yang sering berbahaya itu bentukya cair. Itu tidak boleh dan berbahaya, kalau liquid dia bisa kemana-mana, risiko infeksi besar,” kata dr Dewi dalam diskusi media di Jakarta Selatan, Senin (10/6/2024).

Di samping itu, dokter yang akrab disapa Dokdew ini menegaskan filler payudara, dengan bahan apapun, tidak diperbolehkan. Prosedur untuk membesarkan payudara yang saat ini direkomendasikan adalah implan.

“Jadi payudara itu punya jaringan yang banyak lemaknya. Kalau payudara mau dibentuk, harus dengan operasi. Titik. Payudara itu kalau mau kita isi (pakai filler), harus berapa banyak yang disuntikkan?” ucap dia.

“Tapi kenapa masih dipakai? Karena murah,” sambungnya.

Suntik silikon dapat menyebabkan rasa sakit jangka panjang, infeksi, dan cedera serius, seperti jaringan parut dan cacat permanen, emboli (penyumbatan pembuluh darah), stroke, dan kematian.

Selain itu filler silikon dapat berpindah dari tempat suntikan ke area lain di tubuh sehingga menimbulkan masalah di tempat baru tersebut. Migrasi filler dapat menyebabkan peradangan dan pembengkakan pada tubuh yang jauh dari tempat suntikan awal.

Simak Video “Kata Psikolog soal Kasus Ibu Lecehkan Anak Kandungnya
[Gambas:Video 20detik]
(kna/kna)

Membagikan
Exit mobile version