Jakarta –
Pebalap Aprilia asal Spanyol, Jorge Martin punya kisah kelam di masa lalu. Ketika itu, tepatnya saat masih junior, dia pernah terjebak ‘lingkaran setan’. Dia kecanduan pesta dan menghabiskan uang untuk hura-hura!
Kisah unik tersebut disampaikan Martin saat menjadi pembicara di siniar berbahasa Spanyol, Tengo un Plan. Pebalap yang kini berusia 27 tahun itu mengisahkan perjalanan hidup saat masih nakal hingga menjadi lebih ‘alim’ seperti sekarang.
Martin mengatakan, pebalap sudah menerima banyak uang saat masih berjuang di kompetisi junior. Bahkan, di level Moto3, mereka sudah mendapat gaji hingga 40 ribu euro atau hampir Rp 700 juta semusim. Nominal tersebut bisa meroket hingga Rp 1,1 miliar ditambah uang-uang lain.
Jorge Martin. Foto: REUTERS/Pablo Morano
|
Di Moto2, pebalap sekurang-kurangnya menerima 300 ribu euro atau Rp 5 miliar semusim. Martin menegaskan, beberapa nama bisa mendapat jauh lebih banyak. Sementara di level MotoGP, ada yang sampai menerima 12 juta euro atau Rp 200 miliaran semusim!
“(Di Moto2) mungkin mereka mendapatkan 300 ribu euro atau lebih, Anda bisa menabung dan melakukan hal-hal yang bisa menambah pemasukan. Di MotoGP, Anda bisa mendapatkan 600 ribu euro hingga 12 juta euro per tahun yang selama ini didapat pebalap,” ujar Martin, dikutip Selasa (24/12).
Kondisi tersebut, kata Martin, membuat para pebalap MotoGP gelap mata. Bahkan, dia mengaku sebagai salah satu korbannya. Dia yang punya banyak uang mulai suka pesta dan bolak-balik diskotek atau tempat hiburan malam.
“Saya mulai berpesta. Sebelumnya, saya tidak pernah keluar rumah, tapi saya mulai pergi ke Barcelona untuk berpesta,” tuturnya.
“Saya ingat setelah balapan, saya pergi ke Barcelona untuk berpesta. Saya kemudian berlatih di Andorra dan pada akhir pekan saya balik lagi ke Barcelona untuk berpesta. Balapan lagi, pesta lagi dan seterusnya,” lanjutnya.
Eks pebalap Pramac Racing tersebut kemudian berkisah, suatu hari dia ‘gila-gilaan’ di suatu diskotek. Kemudian setelah puas berpesta, petugas di lokasi tersebut memberikan struk tagihan dengan nominal yang di luar nalar. Dia harus merogoh koceknya dalam-dalam untuk kesenangan sesaat.
[Gambas:Youtube]
Jorge Martin Tobat
Martin mengaku, setelah sekian lama, dia akhirnya mampu keluar dari ‘dunia hitam’. Hal tersebut bermula setelah dia bertemu kekasihnya, Maria, yang memberikan kesadaran.
“Itu bukan saya. Saya kembali ke akar saya dan saya pikir saya tidak bisa begitu terus. Saat itulah saya memutuskan berhenti. Beberapa bulan kemudian saya bertemu Maria, pacar saya, dan dia membuat saya lebih tenang,” kata Martin.
|
Selain itu, kata Martin, ada peran orang tua dan kakek-neneknya dalam perjalanannya menuju ‘pintu tobat’. Kini, dia merasa jauh lebih baik ketimbang saat masih remaja.
“Saya pikir saya mendapatkan pendidikan yang sangat baik, dan orang tua serta kakek-nenek saya selalu membuat saya tetap membumi. Anda akhirnya melakukan hal tersebut (memberi isyarat untuk berubah),” ungkapnya.
“Sekarang, saya menjadi lebih baik. Namun, Anda harus bersyukur soal apa yang sudah Anda miliki, merasa bahagia dan menikmatinya. Yang terpenting, Anda juga harus membantu orang-orang tercinta, seperti ayah, ibu dan orang lain yang membutuhkan. Saya bangga dengan (perubahan) ini,” kata dia menambahkan.
(sfn/lua)