Sabtu, September 28

Jakarta

Megan Troutwine, seorang perempuan berusia 33 tahun dari Hudson, Florida, tidak pernah menyangka bahwa sebuah selfie sederhana akan mengungkap kondisi kesehatannya yang mengkhawatirkan.

Delapan tahun lalu, saat berwisata ke New York untuk mengunjungi sepupunya, Tony Martinez, Megan mengambil selfie di kompleks Rockefeller Center. Namun, setelah melihat hasil fotonya, dia menyadari ada yang tidak beres dengan kelopak matanya yang terkulai.

“Saya berpikir itu aneh, jadi begitu saya pulang ke rumah, saya menyampaikannya ke ahli neurologi saya,” ujar Megan belum lama ini, seperti dikutip detikINET dari Fox News.


Atas rekomendasi dokter, Megan menjalani pemeriksaan MRI yang mengungkap adanya massa jinak di dalam otaknya yang berkembang secara agresif. Setelah serangkaian pemeriksaan lanjutan, ternyata Megan didiagnosis dengan kanker, tepatnya tumor otak primer glioma.

Cobaan tidak berhenti sampai di situ. Megan juga didiagnosis dengan kanker payudara dan kanker rahim. Dokter menemukan bahwa dia membawa mutasi gen PTEN yang meningkatkan risikonya terkena kanker, termasuk tumor otak seperti glioblastoma dan astrositoma, serta melanoma kulit yang agresif.

Meski harus menjalani perawatan yang menyiksa, Megan bertekad untuk tidak menyerah. Dia mendapat inspirasi dari orang-orang tulus yang ditemuinya selama proses pengobatan. Berkat perjuangannya, Megan berhasil sembuh.

Selama menjalani perawatan yang berat, Megan mengatakan ia sempat bertemu dengan orang yang dia rasa sangat tulus dan inspiratif. Walaupun berat, Megan tetap berusaha dan berjuang, sampai akhirnya dia berhasil menjadi penyintas kanker.

“Kanker bukanlah pilihan saya, namun saya tidak akan menukar posisi saya atau apa yang telah saya lalui dengan apa pun,” tuturnya.

Saat ini, setelah Megan menjadi kanker survivor ia mampu membantu orang-orang yang berada di masa tersulit dalam hidup mereka. Megan berencana untuk mengejar gelar kedua di bidang kesehatan masyarakat, agar dapat memberikan kontribusi yang lebih besar bagi sesama.

“Saya mempunyai hati terhadap orang lain dan berusaha membantu orang dengan cara apa pun yang saya bisa,” katanya.

*Artikel ini ditulis oleh Fadhila Khairina Fachri, peserta Program Magang Bersertifikat Kampus Merdeka di detikcom.

(fyk/afr)

Membagikan
Exit mobile version